Saingi Bukalapak hingga Ula, Warung Pintar Klaim Posisi 3 Besar

east ventures
Warung Pintar
Penulis: Desy Setyowati
20/12/2021, 19.53 WIB
  • Pengadaan barang (100%)
  • Memperoleh pendapatan tambahan, insentif dan layanan (37,7%)
  • Menjual produk digital seperti pulsa isi ulang telepon seluler (19,8%)
  • Keterlibatan dalam komunitas berbasis aplikasi (18,7%)
  • Meningkatkan literasi bisnis
  • Melakukan pencatatan finansial
  • Mendapatkan akses pendanaan atau pinjaman

Namun, survei juga menunjukkan bahwa 70% warung masih melakukan pengadaan secara offline dari toko kelontong/agen. Bahkan terdapat lebih dari 20 platform yang persentase penggunaannya di bawah 10%.

Warung Pintar melihat hal itu sebagi peluang. “Kami terus berupaya menyuguhkan platform yang user-friendly dan menyediakan tim khusus untuk memastikan dari pemilik warung hingga brand/principal mendapatkan pengalaman terbaik selama menggunakan seluruh layanan,” katanya.

Oleh karena itu, Warung Pintar menyediakan beberapa solusi sebagai berikut:

  1. Warung Pintar Distribusi sebagai solusi sistem pergudangan dan inventaris.
  2. Grosir Pintar yang menggandeng lebih dari 1.000 mitra pengusaha grosir yang masing-masing melayani sekitar 200 - 300 pemilik warung. Aplikasi ini digunakan oleh toko grosir agar dapat terhubung langsung dengan ratusan pemilik warung dalam jarak lima hingga 10 kilometer.
  3. Fitur Iklan Pintar untuk pemasangan iklan brand untuk pemasukan tambahan warung.
  4. Fitur Bon Pintar untuk akses permodalan usaha/pilihan metode pembayaran Buy Now Pay Later yang didukung oleh Cicil.

Sedangkan pesaingnya, yakni Bukalapak menggaet 8,7 juta warung dan agen. Lalu Ula menawarkan lebih dari 6.000 produk dan menggaet 70 ribu lebih warung per awal Oktober.

Startup Ula mengumpulkan pendanaan seri B US$ 87 juta atau sekitar Rp 1,24 triliun, yang dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital. Investor lain yang berpartisipasi yakni Bezos Expeditions, perusahaan venture capital milik pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Selain itu, ada beberapa penanam modal di Asia Tenggara yang berpartisipasi yakni investor Gojek, Northstar Group, AC Ventures, dan Citius. Investor terdahulu seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global juga turut serta.

Halaman: