Dana investasi milik pendiri Microsoft Bill Gates, Breakthrough Energy Ventures berinvestasi US$ 10 juta di Mangrove Lithium. Startup ini beranggotakan tujuh orang, tanpa pendapatan, dan tanpa pelanggan.
Namun, perusahaan rintisan itu disebut melakukan kegiatan yang dapat berimplikasi penting bagi pasar kendaraan listrik. Industri ini tengah berkembang pesat.
Pendiri Mangrove Lithium bertujuan meningkatkan bagian yang sangat spesifik dari rantai pasokan litium. Mereka mengubah litium mentah menjadi bahan untuk baterai.
“Memungkinkan produksi litium hidroksida dan karbonat dengan biaya terendah,” demikian dikutip dari situs resmi Mangrove Lithium, Rabu (22/12).
Litium digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik. Ini merupakan logam paling ringan dan memiliki rasio berat suatu muatan alias charge-to-weight ratio tertinggi.
Selama dekade terakhir, kendaraan listrik beroperasi di lebih dari 10 juta di jalan secara global, menurut International Energy Agency atau Badan Energi Internasional. Permintaan mobil dan motor listrik terus tumbuh, begitu pun litium.
“Pertumbuhan jumlah dan ukuran baterai untuk kendaraan listrik akan bertanggung jawab atas lebih dari 90% permintaan litium pada 2030,” kata Chief Operating Officer Benchmark Mineral Intelligence Andrew Miller, dikutip dari CNBC Internasional, dua pekan lalu (10/12).
Benchmark Mineral Intelligence adalah perusahaan peneliti pasar untuk baterai lithium ion kepada rantai pasokan kendaraan listrik. Permintaan diperkirakan tumbuh dari sekitar 354 ribu metrik ton setara litium karbonat tahun lalu menjadi 2,57 juta metrik ton pada 2030.
Setara litium karbonat adalah metrik yang digunakan untuk menormalkan bobot berbagai produk litium yang diproduksi.
Namun, permintaan itu mungkin sulit dipenuhi. “Bukan karena jumlah litium, tetapi sumber daya yang terbatas untuk mengubah litium menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh industri baterai,” kata Miller.
Mangrove Lithium bertujuan mengatasi hambatan tersebut. “Teknologi kompetitif untuk memproduksi senyawa lithium tingkat baterai sangat diminati,” ujar Analis Riset Utama dalam Bahan Kimia, Mineral, dan Pertambangan di firma riset pasar IHS Markit Céline Büchel.
“Kapasitas produksi baru perlu dibangun untuk memenuhi permintaan kendaraan bertenaga baterai yang luar biasa,” katanya.
Ada lima segmen pasar litium, yakni:
- Pertambangan dan ekstraksi
- Pengolahan kimia
- Pembuatan bagian komponen baterai
- Perakitan baterai
- Produksi penggunaan akhir, yaitu baterai dimasukkan ke ponsel, laptop, kendaraan listrik dan sejenisnya
Sedangkan teknologi Mangrove berfokus pada pengolahan kimia. “Kami adalah inti dari proses tersebut,” kata CEO Mangrove Saad Dara. "Kami mengambil litium mentah dan menyempurnakannya untuk menjadi produk kelas baterai,"
Iterasi pertama Mangrove dimulai pada 2013, yakni proyek pascasarjana Dara di University of British Columbia, di mana ia mendapatkan gelar PhD di bidang teknik kimia dan biologi.
Pada 2017, Dara dan rekan-rekannya mendapat uang dari pemerintah federal Kanada untuk desalinasi air dan produksi bahan kimia. Kemudian mengubah teknologi ini menjadi perusahaan, bernama Mangrove Water Technologies.
Setahun kemudian, produsen litium dari Amerika Selatan tertarik pada tim Mangrove. Mereka meminta Dara dan rekannya mengolah litium klorida, suatu bentuk litium khusus yang ditarik dari tanah di pertambangan, menjadi litium hidroksida.
Penyelidikan itu mendorong startup tersebut mengkaji proses elektrokimia untuk memurnikan litium dengan cara yang diklaim perusahaan lebih hemat energi daripada proses konvensional.
“Masalah yang Anda hadapi dengan ekstraksi dan pemrosesan litium secara umum adalah sangat tidak efisien,” ujar Analis Bahan dan Kimia di perusahaan riset dan konsultan Cleantech Group Ian Hayton. “Proses ekstraksi litium saat ini, Anda mungkin hanya mendapatkan sekitar 50% lithum dari air asin yang sebenarnya atau dari batuan keras.”
Dara menyampaikan, teknologi Mangrove Lithium meningkatkan hasil litium dengan meningkatkan efisiensi pemrosesan elektrokimia dari sekitar 50% menjadi 90%.
Ia juga menjelaskan bahwa feedstock atau bahan baku yang digunakan dalam proses industri tetap terpisah dari produk dalam proses kimia. Dengan begitu, menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
“Kami beroperasi sedemikian rupa sehingga litium hidroksida atau karbonat yang diproduksi tidak berinteraksi dengan bahan kimia lain. Itu tidak bersentuhan dengan hal-hal lain. Jadi itu menghasilkan produk kelas baterai berkualitas tinggi,” katanya.
Mangrove memiliki tujuh karyawan dan pabrik percontohan yang beroperasi di Vancouver. Perusahaan rintisan ini berencana menggunakan tambahan modal dari dana investasi besutan Bill Gates, Breakthrough Energy Ventures untuk membangun pabrik komersial skala industri.
Dara mengatakan perusahaan menargetkan bisa memiliki pelanggan berbayar pada akhir 2022.
“Investasi ke Mangrove berasal dari analisis kami terkait pertumbuhan kendaraan listrik, peningkatan besar permintaan litium, potensi pasokan, dan kendala biaya yang dihasilkan,” kata Co-lead Komite Investasi di Breakthrough Energy Ventures Carmichael Roberts.
“Ketika Mangrove berhasil menerapkan solusinya, itu akan mewakili pengurangan 40% dalam biaya untuk baterai litium hidroksida. Selain itu, meningkatkan (tingkat pengembalian internal) untuk produksi air garam dan proyek pemurnian memungkinkan mereka untuk online lebih cepat dan dengan biaya rendah,” katanya.
Profesor di University of California San Diego Zheng Chen terkesan dengan cara kerja Mangrove Lithium. Namun menurutnya, peningkatan bisa menjadi tantangan.
“Tampaknya mereka telah menunjukkan skala yang masuk akal, tetapi dapatkah mereka beroperasi untuk menghasilkan garam litium dengan kemurnian tinggi pada skala 10 ribu ton dengan manfaat biaya pada saat yang sama? Jika mereka bisa, itu akan mengubah permainan,” kata Chen.