Marak PHK, Startup Indonesia Sebenarnya Kekurangan Talenta Digital

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018.
22/6/2022, 17.39 WIB

Founder sekaligus CEO Binar Academy Alamanda Shantika pun mengatakan, permintaan talenta digital masih akan tetap signifikan meskipun banyak startup melakukan PHK. Sebab, ketersediaan talenta digital di Indonesia minim.

"Saat ini ada banyak sekali institusi yang melakukan transformasi digital, mulai dari lembaga pemerintah, bank, perusahaan konvensional, bahkan media massa tengah berubah," ujarnya dua pekan lalu (17/6).

Lalu, mengapa startup Indonesia marak melakukan PHK tahun ini? Dari ketujuh perusahaan rintisan yang memangkas jumlah pegawai, rerata diuntungkan saat pandemi corona.

Mereka merekrut banyak pekerja saat pandemi Covid-19, karena permintaan layanan meningkat. Zenius salah satunya. Datanya sebagai berikut:

Namun kini, Zenius Education melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan. Hal ini karena bisnis terkena dampak kondisi makro ekonomi yang dinamis.

Begitu pun LinkAja. Startup ini menyediakan layanan pembayaran, yang juga diminati selama pandemi corona.

“Mereka sebelumnya merekrut, karena kebutuhannya banyak saat itu (awal pandemi corona). Ketika ternyata pandemi berhasil ditangani, yang terjadi adalah surplus orang,” ujar Chief People Officer Tiket.com Dudi Arisandi dalam acara Talk 2 Talk, akhir bulan lalu (29/5).

Menurutnya, kondisi saat ini mirip dengan gelembung dot com pada 1998 - 2000-an. Saat itu, sektor teknologi tren dan perusahaan merekrut banyak pekerja. Mereka melantai di bursa efek dan mencatatkan harga saham yang meroket.

Perusahaan dot-com saat itu banyak menjalankan model startup yang bereksperimen dengan cara-cara baru dalam berbisnis.

Namun, mereka tidak punya arah bisnis yang jelas dan tidak stabil. Kemudian, gelembung dot-com meledak dan harga saham perusahaan internet itu runtuh. Bahkan banyak di antaranya yang gulung tikar.

“Saya pernah mengalami, di satu perusahaan, pegawai di sektor IT dikurangi dan dipekerjakan di outsource. Kemudian muncul dot com,” ujar dia. “Secara pribadi, aku sudah tiga kali menghadapi kasus seperti sekarang ini.”

Untuk menghindari kebangkrutan, startup mendorong efisiensi dan profitabilitas. “Dari sisi Human Resources (HR), pada akhirnya yang paling mudah, barangkali untuk diselesaikan, ya orang. Maka, upaya pertama yang bisa dilakukan ya efisiensi dengan pengurangan orang,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan