Xiaomi menggandeng startup ekonomi sirkular Octopus untuk mengelola daur ulang sampah elektronik. Aktor sekaligus suami penyanyi Raisa Andriana, yakni Hamish Daud menjabat Chief of Partnership Octopus.
Octopus mengembangkan platform ekonomi sirkular yang berperan sebagai pengelola sampah elektronik sekaligus membina komunitas pelestari.
Xiaomi dan Octopus menggelar acara donasi sampah elektronik Octopus Takes Over Jakarta di Hutan Kota GBK, Jakarta, Minggu (26/6). Ini bagian dari Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah.
Itu menjadi permulaan dari kerja sama Xiaomi Indonesia dengan Octopus dalam mengelola dan mendaur ulang sampah elektronik. Masyarakat umum dapat mendaur ulang sampah elektronik berukuran kecil seperti ponsel atau handphone (HP) pada Juli.
Proses daur ulangnya sebagai berikut:
- Masyarakat mengunduh aplikasi Octopus
- Mendatangi Xiaomi Store terpilih di Jakarta
- Melakukan drop-off sampah elektronik
- Penyetor akan mendapatkan poin di aplikasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan berbagai promo
- Sedangkan sampah elektronik yang disetor konsumen, secara berkala akan diambil oleh pelestari Octopus
- Pelestasi Octopus menyerahkan sampah elektronik kepada pengusaha pengolah sampah
- Pengolah memproses dan dimanfaatkan sampah elektronik itu menjadi sumber energi terbarukan, sehingga tidak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sedangkan Xiaomi Store yang menjadi drop-off point yaitu:
- Aeon Jakarta Garden City
- Mall Kelapa Gading
- Mall Artha Gading
- Mall Emporium Pluit
- Lippo Mall St. Moritz
- Central Park
- ITC Roxy Mas
- Kota Kasablanka
- Gandaria City
- Mall Pondok Indah
Country Director Xiaomi Indonesia Wentao Zhao mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk turut andil dalam mewujudkan kehidupan berkelanjutan. “Inisiatif ini menjadi gerakan kesadaran bersama Xiaomi Fans dan konsumen untuk menghadirkan manfaat bagi lebih banyak orang melalui inovasi dan kolaborasi,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (29/6).
Sedangkan CEO Octopus Moehammad Ichsan menyampaikan, keterlibatan berbagai pihak menjadi kunci bagi perusahaan dalam mempromosikan ekonomi sirkular, yang bertujuan menciptakan lingkungan lestari dan berkelanjutan.
Pemulung atau yang disebut pelestari di Octopus diklaim bisa mendapatkan puluhan juta per bulan. “Mulai November 2021, pelestari kami bisa mendapatkan Rp 10,4 juta dalam sebulan,” kata Hamish dalam acara Ministry of Finance Festival 2021, akhir tahun lalu (18/11/2021).
Hamish bercerita, dirinya pernah mengunjungi tempat pembuangan sampah Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, beberapa tahun lalu. Ia mencatat ada sekitar 5.000 pemulung di sana.
Beberapa dari mereka tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan berusia lanjut. “Mereka sebenarnya pahlawan, namun tidak dianggap,” ujar dia.
Ia ingin membuat sistem yang membantu pemulung meningkatkan taraf hidup. Selain itu, menciptakan solusi pengangkutan sampah tanpa ke TPA.
“Apalagi beberapa TPA sudah menumpuk sampahnya. Cepat sekali,” kata Hamish. “Maka dari itu, saya membuat Octopus.”
Pelestari yang bergabung dengan Octopus diberikan seragam dan ponsel. Selain itu, terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Jadi mereka bisa masuk ke perumahan, hotel, dan lainnya. Tidak perlu malu,” kata Hamish.