Konglomerasi Ciputra dan Sinar Mas Suntik Startup KPR Digital Rp57 M
Startup pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) digital IDEAL meraih pendanaan tahap awal (pre-seed funding) US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 57 miliar. Konglomerat Indonesia yakni Ciputra Grup dan Sinar Mas berpartisipasi dalam investasi ini.
Sinar Mas berpartisipasi dalam investasi tersebut melalui perusahaan investasi Living Lab Ventures. Sedangkan pendanaan ini dipimpin oleh AC Ventures dan Alpha JWC Ventures.
AC Ventures pernah berinvestasi di startup Tanah Air seperti Bibit, Aruna, dan Ula. Sedangkan Alpha JWC Ventures merupakan salah satu investor di perusahaan rintisan milik anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Goola dan Mangkokku.
Founder and Managing Partner AC Ventures Adrian Li menyampaikan, penetrasi KPR Indonesia hanya 3% dari produk domestik bruto (PDB). Ini masih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura 30% atau lebih tinggi.
Namun riset Bank Indonesia (BI) tahun lalu menunjukkan, industri KPR di Nusantara memiliki nilai US$ 39 miliar. Ini dengan proyeksi pertumbuhan 17% per tahun dalam lima tahun kedepan.
Gen Y dan Gen Z yang dikenal sebagai generasi paham teknologi alias tech savvy akan mendominasi populasi pekerja dalam sepuluh tahun ke depan. Keduanya diprediksi menjadi target utama dari industri properti dan kepemilikan rumah, serta apartemen.
Selain itu, 75% cara pembayaran pembelian rumah di Indonesia dilakukan melalui KPR. Namun mayoritas calon pembeli rumah belum memahami proses pengajuannya.
“Ini merupakan peluang US$ 30 miliar jika Indonesia bisa melipatgandakan penetrasi KPR menjadi 6% melalui akses finansial yang meningkat,” kata Adrian dalam keterangan pers, Rabu (27/7).
Menurutnya, IDEAL dapat mengidentifikasi hambatan dalam industri KPR. “Mereka bisa membawa keahlian dari bidang fintech dan real estat untuk membangun one-stop-shop KPR di Indonesia,” tambah dia.
Apalagi, startup digitalisasi KPR itu menggunakan akses antarmuka pemrograman aplikasi alias application programming interface (API) bank untuk meningkatkan tingkat keberhasilan KPR dari calon pembeli rumah.
Partner di Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi sepakat bahwa sektor yang dirambah IDEAL itu potensial. Sebab, generasi muda saat ini semakin sulit untuk mendapatkan rumah pertama, karena harga kian mahal dan prosedur yang sulit.
“Dengan teknologi yang dimiliki oleh IDEAL, kami percaya mereka dapat mendemokratisasikan produk KPR dan membawa solusi keuangan bagi generasi baru pembeli rumah,” ujar Eko.
Hal senada disampaikan oleh Group Chief Executive Officer dari Sinar Mas Land Michael Widjaja. Oleh karena itu, konglomerat ini mengintegrasikan pengalaman membeli rumah dengan pilihan pembiayaan.
“Lewat kolaborasi strategis dengan IDEAL, kami berharap dapat menawarkan proses mengajukan KPR yang mudah kepada pelanggan dan membantu mereka mewujudkan rumah impian,” kata Michael.
IDEAL merupakan startup yang menyediakan solusi digital untuk mempermudah proses pengajuan KPR. Pengguna bisa menghitung biaya dan cicilan secara detail.
Selain itu, dapat mengajukan KPR ke beberapa bank sekaligus dalam satu waktu, serta mendapatkan real-time update untuk proses pengajuannya.
IDEAL juga menyediakan sistem digital terintegrasi, dan diklaim bisa meminimalisasi kebocoran data.
Dengan model bisnis yang diterapkan, IDEAL akan mendapatkan pendapatan komisi dari bank dan pengembang properti untuk setiap pengajuan KPR yang berhasil disetujui.
Hingga saat ini, startup itu bermitra dengan lima bank besar, termasuk CIMB Niaga, OCBC NISP, dan Maybank. IDEAL juga menggandeng beberapa pengembang properti seperti Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan Agung Sedayu Group.
Saat ini, IDEAL berfokus pada produk perumahan tangan pertama. Ke depan, startup ini akan memperluas layanan ke perumahan sekunder dan produk refinancing alias take-over.
Visi jangka panjang IDEAL yakni menjangkau produk pinjaman besar lainnya, dan memperluas penetrasi pasar hingga ke ASEAN.
“Kami sangat mengutamakan input dan feedback dari pelanggan dalam mengembangkan produk,” ujar Co-founder sekaligus CEO IDEAL Albert Surjaudaja.
Dana segar yang diperoleh dari pendanaan tahap awal itu pun akan digunakan untuk pengembangan produk, rekrutmen, dan perluasan penawaran kepada pengguna.
Sedangkan Co-founder sekaligus CCO IDEAL Indira Nur Shadrina menyampaikan bahwa produk dibangun berdasarkan survei pengguna yang mendalam dan wawancara intensif dengan para pelaku industri.