Konglomerat dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ramai menyuntik modal startup penyedia sayur hingga buah-buahan. Kini, kedua investor ini menyasar perusahaan rintisan di sektor pertanian yang mengadopsi deep tech.
Deep tech adalah terminologi yang digunakan untuk menyebut pengembangan bisnis sains dan teknologi yang menghasilkan temuan baru, seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT) hingga bioteknologi.
Sejak Januari hingga Juni atau selama semester I, startup e-commerce dan quick commerce yang menjual bahan pokok seperti sayur dan buah-buahan diminati oleh konglomerat dan BUMN. Quick commerce menawarkan layanan pengiriman hitungan menit dan jam.
(BACA JUGA: Daftar Startup 'Sayur' Tutup dan PHK Usai Disuntik Konglomerat dan BUMN)
Daftar startup e-commerce dan quick commerce yang meraih pendanaan pada awal tahun ini di antaranya:
No | Waktu | Startup | Nilai | Investor |
1 | Januari | KedaiSayur | US$ 3,5 juta (Rp 50 miliar) | Angel Investor atau investor individu |
2 | Februari | Bananas (quick commerce) | US$ 1,5 juta (Rp 21,5 miliar) | East Ventures, SMDV (Sinar Mas), ARISE, MDI Ventures (Telkom), angel investor |
3 | Maret | Sayurbox | US$ 120 juta (Rp 1,7 triliun) | Northstar dan Alpha JWC Ventures, International Finance Corporation (IFC), Astra, Syngenta Group Ventures, serta Global Brain, dan beberapa investor |
4 | Mei | Astro (quick commerce) | US$ 60 juta | Accel, Citius, Tiger Global, Sequoia Capital India, AC Ventures, Global Founders Capital, Lightspeed |
5 | Juni | Dagangan | US$ 6,6 juta | BTPN Syariah Ventura, Monk's Hill Ventures, CEO Payfazz Hendra Kwik |
6 | Juli | KedaiSayur | n/a | Kejora – SBI Orbit, Triputra |
7 | September | HappyFresh | n/a | Genesis, Innoven, dan Mars |
Sumber: Data diolah Katadata.co.id
Startup e-commerce dan quick commerce yang menyediakan sayur dan buah-buahan tersebut masif mendapatkan pendanaan selama Semester I. Hanya HappyFresh yang meraih investasi pada Semester II, namun ini setelah menutup layanan. Setelah mendapatkan dana segar, startup ini kembali beroperasi.
Daftar startup e-commerce dan quick commerce yang melakukan PHK atau menutup layanan sejak awal tahun ini sebagai berikut:
No | Startup | PHK Pegawai | Tutup Layanan | Pivot |
1 | TaniHub | PHK pada Februari | Tutup operasional warehouse atau pergudangan di Bandung dan Bali pada Februari | Setop business to consumer (B2C). Berfokus di business to business (B2B) |
2 | Brambang | - | Tutup platform Brambang.com pada Mei | Membuat layanan baru bernama BrambangElektronik |
3 | Sayurbox | Dikabarkan PHK pada Juli | Tutup toko offline Toko Panen pada Juni | - |
4 | HappyFresh | - | Tutup layanan di Jakarta pada awal September dan kembali membuka operasional pada akhir September atau setelah meraih pendanaan | - |
5 | Bananas | PHK pada Oktober | Tutup layanan pada Oktober | Membuat layanan baru, namun belum diumumkan |
Sumber: Data diolah Katadata.co.id
Konglomerat Beralih ke Startup Pertanian
Konglomerat seperti Triputra Group hingga Sinar Mas menyuntik miliaran rupiah ke startup pertanian. Investor ungkap alasan para pengusaha kakap menginvestasikan dana besar di usaha rintisan yang bergerak di sektor pertanian.
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, konglomerat berpengalaman mengelola jutaan hektare lahan. Ia yakin, para perusahaan grup melihat hal ini sebagai potensi kerja sama yang besar.
“Konglomerat melihat jutaan hektare perlu dilayani layanan startup,” kata Edward kepada Katadata.co.id, dua pekan lalu (11/10). Menurutnya, ini akan menguntungkan semua pihak.
Jika startup penyedia sayur dan buah-buahan masif memperoleh pendanaan pada awal tahun, perusahaan rintisan di bidang pertanian deep tech rerata meraih investasi pada Semester II. Berikut daftarnya:
No | Waktu | Startup | Nilai | Investor |
1 | Februari | Semaii | US$ 1,25 juta | Surge (Sequoia Capital India), Beenext, Founder & CEO Ula Nipun Mehra, Founder dan CEO Qoala Harshet Lunani; dan Bankir Investasi Teknologi di Houlihan Lokey Prashant Pawar |
2 | Maret | Aria | pre-seed | GK Plug and Play Indonesia, East Ventures, Triputra Group, WareSix |
3 | Juni | Greenhope (biotech) | US$ 500 ribu (Rp 7,27 miliar) | Indonesia Impact Fund |
4 | Juni | Eratani | Rp 23 miliar | Dari 29 investor, termasuk Trihill Capital, Kenangan Fund (Kopi Kenangan), dan Kopital Network |
5 | Juli | AgriAku | US$ 35 juta (Rp 520 miliar) | Alpha JWC Ventures, BRI Ventures, Mandiri Capital, ARISE, Centauri, MDI Growth, Go-Ventures, Alto Partners, InnoVen Capital, Mercy Corps Social Venture Fund, Gentree Fund, K3 Ventures, Thai Wah |
6 | Agustus | Greens | n/a | East Ventures |
7 | Agustus | Aria | US$ 5 Juta (Rp 74 miliar) | East Ventures, Triputra Group, Michael Sampoerna, Arkana Ventures, GK-Plug Play, dan lainnya |
8 | September | Gokomodo | US$ 26 juta (Rp 386,8 miliar) | East Ventures, Triputra, Sinar Mas Digital Verture (SMDV), Sampoerna Financial, Eight Capital, K3 Ventures, Waresix, Indogen Capital, dan Sahabat Group |
9 | Oktober | Beleaf | US$ 2 juta (Rp 30,9 miliar) | JWC Ventures, Sembrani Nusantara Fund (BRI), Arise (perusahaan patungan MDI Ventres dan Finch Capital |
Sumber: Data diolah Katadata.co.id