Transaksi Taksi dan Ojek Online Grab Tiga Kali Lipat Gojek

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menangkut penumpang di Shalter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
21/3/2023, 10.20 WIB

Grab dan Gojek mencatatkan peningkatan transaksi layanan on-demand seperti taksi online, ojek online, dan pesan-antar makanan. Namun nilai Grab lebih tinggi.

Nilai transaksi bruto atau GMV Grab untuk seluruh layanan tumbuh 24% dari tahun ke tahun (year on year/yoy) menjadi US$ 19,94 miliar. Khusus untuk pengiriman barang dan makanan (GrabExpress dan GrabFood) naik 15% menjadi US$ 9,83 miliar.

Sedangkan GMV pengantaran orang atau GrabBike naik 47% menjadi US$ 4,1 miliar. Maka total GMV kedua layanan ini US$ 13,48 miliar atau sekitar Rp 206 triliun.

Pendapatan Grab secara keseluruhan naik 112% menjadi US$ 1,43 miliar. Rinciannya sebagai berikut:

  • Pengiriman barang dan makanan (GrabExpress dan GrabFood) naik 349% menjadi US$ 663 juta
  • Pengantaran orang atau GrabBike naik 40% menjadi US$ 639 juta
  • Finansial naik 166% menjadi US$ 71 juta
  • Enterprise dan unit usaha lain naik 37% menjadi US$ 60 juta

Sedangkan Gross Transaction Value (GTV) GoTo secara keseluruhan naik 33% menjadi Rp 613 triliun. GTV mengukur nilai transaksi yang diproses melalui situs web atau aplikasi.

GTV layanan on-demand atau Gojek naik 22% menjadi Rp 61,6 triliun.

Induk Gojek menyampaikan, layanan on-demand tumbuh positif karena peningkatan berkelanjutan dalam layanan mobilitas yang mulai pulih ke tingkat sebelum ada pandemi corona. Pertumbuhannya sehat meskipun harga BBM atau bahan bakar minyak dan tarif ojek online naik.

“Ini sebagian diimbangi dengan normalisasi pengiriman makanan karena pembukaan kembali ekonomi, menghasilkan lebih banyak belanja konsumen offline,” kata GoTo dalam rilis terkait laporan keuangan 2022.

GMV taksi dan ojek online Grab lebih tinggi ketimbang Gojek, GoTo. Salah satunya, karena jumlah negara di mana Grab beroperasi lebih banyak dibandingkan Gojek.

Grab beroperasi di di Asia Tenggara, kecuali Laos dan Brunei Darussalam.

Grab optimistis mencapai titik impas EBITDA atau laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi pada kuartal IV 2023. Perkiraan ini lebih cepat dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni 2024.

“Kami mempercepat perkiraan titik impas berdasarkan EBITDA yang disesuaikan per kuartal IV 2023, lebih awal dari ekspektasi kami sebelumnya yakni semester II 2024,” kata Chief Financial Officer (CFO) Grab Peter Oey dalam keterangan pers, pekan lalu (23/2).

GoTo juga optimistis bisa mencetak EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal akhir 2023. "Dengan posisi kas yang solid, GoTo meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas tahun ini," kata Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo dalam keterangan pers.