Grab dan induk Gojek, GoTo menargetkan tak lagi merugi pada akhir 2023. Kedua penyedia layanan ojek online ini pun berencana mengurangi promosi atau bakar uang.
GoTo menargetkan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA positif pada kuartal IV 2023. Sedangkan Grab membidik titik impas EBITDA pada kuartal IV 2023 atau lebih cepat dari rencana awal 2024.
Untuk mencapai target EBITDA positif pada kuartal IV 2023, GoTo berupaya menekan beban biaya, terutama untuk promosi , iklan, dan pemasaran. Induk Gojek ini berencana mengurangi bakar uang atau promosi tahunan 60% - 65% selama tahun ini.
GoTo sudah mengurangi beban biaya sejak tahun lalu. “Penurunan biaya insentif dan pemasaran pada kuartal IV 2022 turun 34% atau Rp 2,8 triliun,” tulis GoTo dalam dokumen paparan kinerja 2022, Senin (20/3).
Rincian kinerja GoTo sepanjang tahun lalu sebagai berikut:
- Kerugian naik 56% menjadi Rp 40,5 triliun
- Pendapatan bruto naik 35% menjadi Rp 22,9 triliun
- Kontribusi margin naik 28% dari negatif Rp 8,8 triliun menjadi Rp 6,3 triliun
- EBITDA yang disesuaikan turun 3% dari negatif Rp 16,5 triliun menjadi Rp 16 triliun
- Nilai transaksi bruto alias Gross Transaction Value (GTV) melonjak 33% menjadi Rp 613 triliun
Sedangkan rincian kinerja Grab sepanjang tahun lalu sebagai berikut:
- Pendapatan naik 112% menjadi US$ 1,43 miliar:
- Pengiriman barang dan makanan (GrabExpress dan GrabFood) naik 349% menjadi US$ 663 juta
- Pengantaran orang atau GrabBike naik 40% menjadi US$ 639 juta
- Finansial naik 166% menjadi US$ 71 juta
- Enterprise dan unit usaha lain naik 37% menjadi US$ 60 juta
- Nilai transaksi bruto atau GMV tumbuh 24% menjadi US$ 19,94 miliar:
- Pengiriman barang dan makanan (GrabExpress dan GrabFood) naik 15% menjadi US$ 9,83 miliar
- Pengantaran orang atau GrabBike naik 47% menjadi US$ 4,1 miliar
- Finansial naik 27% menjadi US$ 5,81 juta
- Enterprise dan unit usaha lain naik 30% menjadi US$ 198 juta
- Kerugian berkurang 51% menjadi US$ 1,74 miliar
- EBITDA yang disesuaikan naik 6% menjadi negatif US$ 793 juta
Grab memperkirakan pendapatan tahun ini sekitar US$ 2,2 miliar hingga US$ 2,3 miliar. Selain itu, optimistis mencatatkan titik impas EBITDA pada kuartal IV 2023.
“Kami mencapai hasil ini dengan berfokus menangkap peningkatan permintaan mobilitas, mengoptimalkan biaya, mengurangi biaya layanan, dan berinovasi pada produk dan layanan yang mendorong kelekatan dan keterlibatan dalam ekosistem,” kata Co-Founder sekaligus CEO Grab Grup Anthony Tan.
Grab memberikan insentif atau diskon total US$ 1,97 miliar atau sekitar Rp 30,5 triliun sepanjang tahun lalu. Rincian bakar uang Grab tahun lalu sebagai berikut:
- Insentif yang diberikan kepada mitra penjual (merchant) atau pengemudi taksi dan ojek online (ojol) US$ 801 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun naik 12% yoy
- Insentif untuk konsumen US$ 1,17 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun naik 10% yoy
Decacorn ini berencana mengurangi promosi atau bakar uang. “Kami bersiap untuk 2023 yang kuat dengan terus berfokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dengan mendorong efisiensi biaya di seluruh organisasi, dan mendorong peningkatan margin sambil berhati-hati dengan modal,” kata Chief Financial Officer (CFO) Grab Peter Oey dalam keterangan pers, akhir Februari (23/2).