Suku Bunga Acuan BI Naik, Apa Dampaknya ke Startup?

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2019
Penulis: Lenny Septiani
24/4/2024, 16.54 WIB

Bank Indonesia atau BI menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin alias bps menjadi 6,25% pada Rabu (24/4). Bagaimana dampaknya terhadap industri startup di Indonesia?

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro menyampaikan, mayoritas startup tidak memiliki pinjaman dari bank. Oleh karena itu, dampak kenaikan suku bunga acuan oleh BI tidak signifikan.

“Akan tetapi, konsumen startup, ada kemungkinan terkena dampak oleh kenaikan suku bunga acuan BI,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Rabu (24/4). 

Sisa uang yang siap untuk dibelanjakan oleh konsumen alias discretionary income bisa berkurang. Dengan begitu, potensi daya beli masyarakat bisa berkurang.

“Akibatnya, traction startup juga turun,” Eddi menambahkan. Traction yang dimaksud seperti nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) maupun jumlah pengguna bulanan.

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani, kenaikan suku bunga BI bisa menaikkan biaya pinjaman. Hal ini menjadi kesempatan bagi para startup untuk berinovasi dan mengoptimalkan operasional.

“Adaptasi yang strategis atau agile dan pengelolaan keuangan yang efisien akan krusial dalam menghadapi perubahan ini secara positif,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Rabu (24/4).

Bagi industri fintech P2P lending atau pinjol,  Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia alias AFPI Entjik S Djafar menilai kenaikan suku bunga acuan tidak akan berpengaruh secara signifikan. Sebab, bisnis Industri fintech lending sangat berbeda dengan Bank, terutama dalam posisi pemberi dana.

“Karena terdapat resiko jika borrower atau peminjam bermasalah terhadap pinjaman,” kata Entjik kepada Katadata.co.id, Rabu (24/4).

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan dinilai tidak akan berpengaruh secara langsung terhadap daya pengembalian pinjaman masyarakat. “Kami ikut memantau dan terus menganalisis perkembangan ini terutama jika berdampak terhadap inflasi secara Nasional,” Entjik menambahkan.

Reporter: Lenny Septiani