Huawei "Pede" Bisnisnya Mampu Bertahan di Bawah Tekanan AS

123RF.com
Ilustrasi, logo Huawei. Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei, yakin dapat bertahan di tengah tekanan Amerika Serikat.
22/1/2020, 11.14 WIB

(Baca: Ganti Google Maps, Huawei Pakai Layanan Navigasi Buatan Belanda)

Raksasa teknologi asal Tiongkok itu juga menyiapkan strategi cadangan untuk bisa bertahan."Kami tidak memiliki rasa aman dari sanksi AS, makanya kami menghabiskan ratusan miliar dolar AS untuk meletakkan rencana kami sendiri. Itu sebabnya kami bertahan pada serangan pertama," kata Ren.

Dampak sanksi AS membuat pendapatan Huawei melambat. Sepanjang tahun lalu, pendapatan Huawei tumbuh sebesar 18% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 121,7 miliar atau sekitar Rp 1.686 triliun. Angka pertumbuhan pendapatan tersebut lebih rendah dibanding 2018 yang tumbuh 19,5%.

Seperti dikutip dari Reuters, Rotating Chairman Huawei Eric Xu sebelumnya menyatakan lingkungan eksternal pada tahun lalu menjadi lebih rumit dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut diperkirakan masih akan terjadi pada tahun ini.

Dia pun khawatir kinerja perusahaan bakal sulit tumbuh secepat awal 2019. Biarpun begitu, Xu menyatakan Huawei akan habis-habisan membangun ekosistem layanan seluler pada tahun ini.

(Baca: Huawei Incar Pendanaan Rp 27 Triliun setelah Dikenai Sanksi oleh AS)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan