Nadiem Gojek Berbagi Tiga Kunci Sukses kepada 15 Startup Lokal

Gojek
Founders and Global CEO Gojek Nadiem Makarim dalam sesi mentorship dan pembekalan ilmu peserta Akselerator Startup UI Works, Jakarta (15/8).
Penulis: Desy Setyowati
19/8/2019, 14.36 WIB

Pendiri sekaligus CEO Gojek Global Nadiem Makarim memberikan bimbingan kepada 15 startup lokal yang telah dikurasi UI Works. Ia menyampaikan tiga filosofi yang menjadi tiga kunci pengembangan bisnis.

Ketiganya adalah motivasi, manajemen karyawan (managing people), dan momentum. “Motivasi pendiri yang berhasil menurut saya adalah yang selalu obsesif ingin memecahkan sebuah permasalahan nyata di masyarakat,” kata dia dalam siaran pers, Senin (19/8). Mereka harus memiliki kegigihan, keuletan, dan ketabahan.

Para pendiri startup, kata dia, harus selalu merekrut orang yang lebih hebat daripada mereka sendiri. Berdasarkan pengalamannya, hal ini masih sering diabaikan di Indonesia. Terakhir, pintar membaca momentum atau timing. Founders harus tahu kapan harus mendorong bisnisnya. “Jangan sia-siakan momentum,” katanya.

(Baca: Nadiem Makarim Ungkap Rahasia Sukses SuperApp Gojek)

Pada kesempatan itu, Nadiem mengaku kagum dengan berbagai ide bisnis yang dibawa oleh peserta UI Works. Program akselerasi startup ini merupakan kerja sama Gojek dengan Universitas Indonesia (UI). Partisipan dalam program ini berasal dari sivitas akademika UI dan umum.

Nadiem berharap, para pendiri startup lokal tersebut terus mengembangkan bisnisnya. Ia juga meminta agar mereka selalu berusaha menyelesaikan berbagai permasalahan di tengah masyarakat, supaya bisa sukses di negeri sendiri.

 “Saya selalu kagum dengan banyaknya ide yang lahir di Tanah Air dan potensi anak bangsa dalam mencapai banyak hal. Untuk dapat menggerakkan Indonesia, berevolusi menjadi negara digital super power, memecahkan permasalahan dunia nyata harus menjadi misi utama bagi industri teknologi, dibanding sekadar keuntungan bisnis,” katanya.

Tantangan Startup Lokal

Selain kunci sukses, Nadiem menjabarkan tantangan yang mungkin dihadapi startup di Tanah Air. Ia bercerita bahwa perusahaan rintisan melalui beberapa fase. Pada skala tertentu, menurutnya ada beberapa hal yang harus menjadi prioritas supaya bisa tumbuh hingga tiga tahun ke depan.

Hal itu juga yang dilakukan Gojek. “Kami tidak merencanakan adanya GoPay dan GoFood pada awal berdiri,” katanya. Namun, konsumen mengeluh ketiadaan uang kembali saat menggunakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Mereka juga ingin ada fasilitas pesan antar makanan.

Berdasarkan informasi tersebut, Gojek pun meluncurkan GoPay dan GoFood. “Seluruh produk dan layanan Gojek merupakan hasil dari mendengarkan keinginan dan kebutuhan konsumen,” kata dia.

(Baca: Wejangan Nadiem Makarim bagi Perintis Startup)

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menambahkan bahwa tantangan para pemain startup tidak hanya terkait pendanaan. “Tetapi juga menciptakan skalabilitas hingga bisa bertumbuh dengan cepat dan berkesinambungan,” katanya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Gojek menggandeng UI menyediakan program akselerasi startup. “Melalui kerja sama ini, kami ingin mengakselerasi pertumbuhan perusahaan rintisan lokal supaya mereka bisa unggul dan menjadi pemain global,” kata dia.

Salah satu pendiri dari Inifishta, Ferry mengatakan bahwa dirinya belajar banyak dari program akselerasi ini. “Kami banyak belajar mengenai growth hacking, membangun budaya kerja sekaligus mendapatkan tips menggalang dana awal (seed funding),” katanya. Inifishta merupakan perusahaan teknologi finansial (fintech) syariah khusus nelayan tambak.

Adapun kolaborasi Gojek dan UI  itu telah berlangsung sejak awal tahun ini. Decacorn Tanah Air ini menjadi official learning partner UI melalui Gojek Collaboration Lab (CO-LAB). Pada Juli lalu, Gojek juga berpartisipasi dalam melatih ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia di bidang teknologi informasi (IT) melalui Computer Festival (COMPFEST) ke-11 yang diselenggarakan oleh UI.

(Baca: Termuda se-Asia, Nadiem Makarim Raih Penghargaan Nikkei Asia Prize)