Gandeng UI, Gojek Target Cetak 8 Ribu Talenta Digital

Gojek
Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met (kanan) bersama dengan Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menandatangani MoU untuk mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia tanah air yang berketerampilan tinggi (highly skilled talent) yang siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan persaingan global.
Penulis: Desy Setyowati
6/7/2019, 16.53 WIB

Perusahaan penyedia layanan on-demand  Gojek menggandeng Universitas Indonesia (UI) untuk menggelar Computer Festival (Compfest) ke-11. Lewat program itu, Gojek menargetkan bisa membina 8 ribu mahasiswa guna meningkatkan keterampilan di bidang teknologi informasi (IT).

Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, perusahaannya menggaet ahli di bidang IT untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa. Pada Compfest ke-10, Gojek telah mengedukasi 7.500 mahasiswa. Kali ini, Gojek menargetkan bisa membina 8 ribu mahasiswa.

Hal ini dilakukan guna mengurangi gap antara kebutuhan dan ketersediaan talenta digital di Indonesia. “Pelatihan dari Gojek ini sifatnya praktis dan fokus pada keterampilan utama yang paling dibutuhkan di dunia kerja startup global saat ini,” kata Nila dalam siaran pers, kemarin (5/7).

(Baca: Grab hingga Bukalapak Gandeng Universitas Kembangkan SDM Digital)

Berdasarkan kajian lembaga riset AT Kearney, Indonesia memproduksi hanya 278 tech engineer setiap 1 juta penduduk. Padahal, Malaysia dan Thailand bisa mencetak ribuan engineer.

Di satu sisi, ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai US$ 100 miliar pada 2025. Kurangnya ketersediaan talenta di bidang teknologi seperti engineer, programmer dan pengembang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Oleh karenanya, Gojek menggelar program ini guna menutup selisih antara kebutuhan dan ketersediaan talenta digital di Tanah Air. “Kompetensi di bidang teknologi membutuhkan tidak hanya pembelajaran teori, namun keterampilan teknis yang didasari oleh pengalaman di lapangan,” kata dia.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer UI Mirna Adriani menambahkan, kerja sama ini bisa meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang teknologi. “Kami berharap, para peserta nantinya benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memperoleh informasi dan pengalaman dari para ahli,” katanya.

(Baca: Ketimbang Startup, Wirausaha dan PNS Lebih Diminati Generasi Muda)

Compfest ke-11 akan berlangsung selama April hingga September tahun ini. Salah satu rangkaian festival tersebut adalah Academy, dalam bentuk pelatihan intensif selama 6 Juli sampai 18 Agustus.

Pelatihan itu meliputi tiga pilar yakni data science, startup, dan software engineering. Peserta akan belajar mengenai bahasa pemrograman Phyton terkait data science. Pemrograman ini menggabungkan metode statistik dengan mesin pembelajar (machine learning) untuk menganalisis data yang kompleks.

Dalam hal software engineering, peserta akan belajar berbagai metode untuk mengembangkan perangkat lunak. Salah satunya, teknik clean code  untuk menulis kode dengan disiplin tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan program terkena bugs atau crash. Peserta juga akan belajar metode uji coba membangun program atau test-driven development.

Selain itu, peserta akan belajar membangun startup. Hal yang dipelajari mulai dari memetakan peluang awal, mengembangkan bisnis model hingga menyajikan data dan presentasi kepada calon investor. 

(Baca: Cerita Startup Habiskan Rp 1 Miliar untuk Rekrut Talenta Digital)