Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei jadi bahasan menarik warganet, setelah masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS). Bahasan tentang Huawei ini sempat menduduki peringkat enam topik terpopuler (trending topic) sedunia di Twitter.
Warganet menanggapi beragam keputusan Presiden AS Donald Trump yang melarang perusahaan di negaranya bekerja sama dengan Huawei. Apalagi, perusahaan teknologi seperti Google, Intel, dan Qualcomm akhirnya menghentikan kerja samanya dengan Huawei.
Sharon melalui akun Twitter-nya @SharonApple2000 menyesalkan keputusan pemerintah AS tersebut. Karena itu, ia akan mengganti ponsel Huawei miliknya dengan produk asal Tiongkok seperti Xiaomi ketimbang Apple. Hal senada disampaikan juga oleh Calum. “Saya kira, ponsel Huawei (yang saya punya sekarang) ini akan menjadi yang terakhir,” ujarnya melalui akun @CalumZachary, Senin (20/5).
(Baca: Diduga Terlibat Konspirasi dengan Iran, Huawei Masuk Blacklist AS)
Warganet lainnya, Kit berencana membeli Huawei P30. Namun, rencana itu urung dia lakukan karena kebijakan Trump terhadap Huawei tersebut. Associate Vice President Devices IDC untuk Timur Tengah Francisco Jeronimo pun turut berkomentar perihal kondisi ini. “Tanpa dukungan dan layanan dari Google, kami bisa melihat ‘gambaran’ yang berbeda (dari penjualan ponsel Huawei) di kuartal berikutnya,” ujarnya melalui akun @fjerenimo.
Pernyataan Francisco itu mengacu pada capaian penjualan ponsel pintar (smartphone) Huawei yang melampaui Apple pada Kuartal I-2019. Beberapa analis memperkirakan, Huawei akan terus mengungguli Apple hingga akhir tahun ini. Namun, kebijakan Trump tersebut nampaknya mengubah proyeksi analis terkait penjualan ponsel Huawei.
Penjualan ponsel | Pangsa Pasar | ||||
Q1 2018 | Q1 2019 | YoY % Growth | Q1 2018 | Q1 2019 | |
Samsung | 78,2 juta | 71,9 juta | -8,1% | 23,5% | 23,1% |
Huawei | 39,3 juta | 59,2 juta | +50% | 11,8% | 19% |
Apple | 52,2 juta | 36,4 juta | -30,2% | 15,7% | 11,7% |
Xiaomi | 27,8 juta | 25 juta | -10,2% | 8,4% | 8% |
Oppo | 24,6 juta | 23,1 juta | -6% | 7,4% | 7,4% |
Vivo | 18,7 juta | 23,2 juta | +24% | 5,6% | 7,5% |
Sumber: IDC
Berkaca dari besarnya pangsa pasar Huawei, kebijakan Trump ini pun mendapat perhatian warganet di dunia. Karena itu, Huawei menjadi bahasan populer ke enam di dunia di Twitter pada pukul 07.00 WIB (00.01 GMT). Meskipun posisinya kemudian tergantikan, karena warganet mulai membicarakan episode final Game of Thrones.
Dampak Kebijakan Trump Terhadap Pengguna Huawei di Indonesia
Di Indonesia, Huawei bukan menjadi bahasan populer warganet di Twitter. Pangsa pasar Huawei di Indonesia memang tidak sebesar Xiaomi dan Samsung.
Berdasarkan survei Canalys, Samsung menguasai 25,4% pangsa pasar di Indonesia pada Kuartal IV-2018. Disusul oleh Xiaomi sebesar 20,4%. Posisi ketiga hingga kelima ditempati oleh Oppo (19,5%), Vivo (15,9%) dan Advan (4,1%).
Pengiriman smartphone ke Indonesia:9,5 juta unit per Q4-2018 atau tumbuh 8,6% yoy | Vendor | Pangsa Pasar | YoY Growth | |
1 | Samsung | 25,4% | 21,5% | |
2 | Xiaomi | 20,4% | 139,4% | |
3 | Oppo | 19,5% | 0,8% | |
4 | Vivo | 15,9% | 132% | |
5 | Advan | 4,1% | -25% |
Sumber: Canalys
Meski begitu, Huawei baru saja merilis varian smartphone terbarunya yaitu seri P30 di Indonesia, pada akhir April lalu. Ponsel tersebut diminati konsumen. Hal itu terbukti dari konsumen yang rela antre sehari sebelum perilisannya di Mal Taman Anggrek, Jakarta untuk mendapatkan ponsel tersebut.
Selain itu, Huawei bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi seperti Telkomsel, XL Axiata dan Indosat untuk mengembangakan 5G. "Terkait dengan Google menghentikan akses Huawei ke sistem operasi Android, tentu kami turut mencermati hal tersebut. Saat ini, kami masih mempelajari lebih lanjut mengenai kemungkinan dampaknya terhadap bisnis, terutama layanan data kami," ujar Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih kepada Katadata.co.id.
(Baca: Huawei Seri P30 Resmi Dirilis, Konsumen Rela Antre Lama)
Sebelumnya, Deputi Chairman Huawei Ken Hu memprediksi, 2,8 miliar orang akan mengadopsi teknologi 5G pada 2025. Untuk mengantisipasi hal itu, Huawei sudah menggunakan 60 ribu Base Transceiver Station (BTS) 5G di seluruh dunia. Saat ini, Huawei telah mengantongi 40 kontrak komersial 5G.
Namun, AS mengancam beberapa negara seperti Jerman agar menghentikan rencana menggunakan perangkat Huawei.Jika tidak, Jerman akan kehilangan akses ke sejumlah intelijen AS. Meski begitu, ancaman tersebut tidak disampaikan Trump kepada semua negara, termasuk Indonesia.
Adapun Trump menyampaikan deklarasikan situasi darurat nasional untuk sektor telekomunikasi di negaranya pada Rabu (15/5). Dia menyebut ada risiko yang tidak dapat diterima dari musuh asing, termasuk ancaman spionase siber dan sabotase.
Dalam hal ini, Huawei dianggap melakukan aksi spionase siber di AS. Trump pun mengeluarkan instruksi presiden yang melarang teknologi dan layanan asing ikut terlibat dalam pengembangan infrastruktur 5G di negaranya.
(Baca: Intel dan Qualcomm Hentikan Kerja Sama dengan Huawei)