Putaran Bisnis Esports Rp 9,8 Triliun, Peran Gim Lokal Masih Minim

ANTARA FOTO | Rahmad
Perputaran bisnis esports mencapai Rp 9,8 triliun.
17/4/2019, 00.00 WIB

Potensi Industri Gim di Indonesia

Industri gim memang menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mendapat prioritas Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Apalagi Asosiasi Game Indonesia (AGI) mencatat, nilai industri gim global mencapai US$ 134,9 miliar pada 2018. Sementara industri film box office sekitar US$ 40 miliar dan musik sekitar US$ 19 miliar.

(Baca: Langkah Panjang Gim Lokal Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri )

Berdasarkan lembaga analisis data asal Belanda, Newzoo, Indonesia menempati posisi ke 17 dari 100 negara dengan jumlah pendapatan terbesar dari industri video gim. Dua peringkat utama diduduki oleh Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) dengan pendapatan US$ 34,4 miliar dan US$ 31,53 miliar.

Sementara pendapatan dari transaksi gim di Indonesia US$ 1 miliar atau Rp 12 triliun-13 triliun. Dari jumlah transaksi tersebut hanya sekitar 1 % yang masuk kantong pengembang lokal. “Industri gim kita berada dalam posisi yang kritis: pasarnya besar sekali, tapi mayoritas pengeluaran diserap perusahaan asing,” kata Deputi Akses Jaringan dan Permodalan AGI Cipto Adiguno kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

(Baca: Pemerintah Dorong Kompetisi E-Sports di Indonesia)

Padahal potensi pasar gim dalam negeri begitu besar, mengingat jumlah pengguna atau pemain gim sekitar 44 juta pada 2017. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah seiring tren pertandingan gim atau esports

(Baca: Game Online Terbesar di Indonesia Dihadiahi Piala Presiden)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur