Penyedia layanan on-demand asal Singapura, Grab meluncurkan dua GrabKitchen baru di Cideng, Jakarta Pusat dan Kramat, Jakarta Timur. Dua dapur delivery-only ini melengkapi GrabKitchen di Kedoya, Jakarta Barat.
GrabKitchen merupakan lokasi khusus untuk mitra GrabFood untuk memperluas pasar. Sekilas, konsep ini mirip Go-Food Festival, namun Kitchen by Grab ini hanya melayani pesanan lewat GrabFood alias take away.
Untuk itu, Grab menyebut GrabKitchen sebagai dapur satelit karena hanya bisa dipesan secara online. “Kami berencana untuk membuka lebih banyak GrabKitchen di Indonesia pada akhir 2019 dan mengundang mitra yang berminat untuk bergabung dengan kami,” kata Vice President of GrabFood Tomaso Rodriguez dalam siaran pers, Senin (15/4).
(Baca: Saingi Go-Food Festival, Kitchen by Grab Perluas Jaringan di Daerah)
Grab pertama kali memperkenalkan konsep ini pada September 2018, ketika meluncurkan GrabKitchen di Kedoya. Ada enam mitra GrabFood yang beroperasi di GrabKitchen di Kedoya, yakni Gudeg Yu Djum asal Yogyakarta, Calais, Sate Sabang Pak Heri, Nasi Goreng Bhakti dan Warung Anugerah Bawakaraeng.
Saat ini, ada 11 mitra yang bergabung di GrabKitchen di Cideng dan Kramat. Ayam Asix, Dons Burger, dan HAUS! hadir di kedua dapur tersebut. Rumah Makan Pilar Minang, Makaroni Ngehe, Piscok Super, Bakmi Setiabudi, dan Amarly Food hadir di GrabKitchen di Cideng.
Sementara tiga lainnya, yakni Kebab Monster, Fish Streat dan Baso Aci Juara hadir di GrabKitchen di Kramat. “volume pengiriman GrabFood tumbuh 10 kali lipat di Indonesia sejak Desember 2017 hingga Desember 2018. Kami siap untuk menjadi pemimpin dan yakin bahwa jaringan GrabKitchen ini akan menjadi penentu dalam mengubah pengalaman pelanggan kami,” ujar Tomaso.
(Baca: Tersebar ke 178 Kota, GrabFood Klaim Pengirim Tumbuh 10 Kali Lipat)
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan, tim operasional menganalisis tentang pola perjalanan dan makan pengguna aplikasi Grab guna mengidentifikasi lokasi dan mitra potensial untuk dapur GrabKitchen terbaru. “Kami akan terus memanfaatkan data untuk membantu mitra mengoptimalkan bisnis mereka,” ujarnya.
Berdasarkan kajian Grab, pengantaran makanan dan minuman lewat GrabKitchen di Kedoya lebih cepat 20%. Mitra yang bergabung dengan GrabKitchen masuk kategori 1% berpendapatan tertinggi di ekosistem GrabFood. Sebab, mitra tidak membayar sewa untuk hadir di GrabKitchen.
(Baca: Grab Sediakan Lokasi Khusus bagi Mitra GrabFood )
Pengembangan GrabFood di Tanah Air pun meningkat dari 13 kota pada Januari 2018 menjadi 178 kota saat ini. Grab mencatat, kecepatan pesan-antar GrabFood rata-rata hanya 29 menit. Kecepatan pengiriman itu juga mendorong peningkatan jumlah mitra sebanyak delapan kali lipat, Dari jumlah itu sebanyak 80 % merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
(Baca: Bersaing dengan Go-Food, GrabFood Ingin Kuasai Pasar Indonesia)