Perusahaan financial technology (fintech) penyalur kredit PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha menyatakan, jumlah peminjamnya mencapai lebih dari 207 ribu orang per Maret 2019. Yang menarik, jumlah peminjamnya naik 96,6 ribu hanya dalam waktu tiga bulan.
Menurut pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Amartha Andi Taufan Garuda Putra, peningkatan ini yang tercepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia menduga, pertumbuhan pesat ini karena penggunaan mesin pembelajar (machine learning) untuk penilaian kredit (credit scoring) calon peminjam.
Teknologi itu membuat proses pengajuan pinjaman kurang dari 30 menit. “Untuk menjangkau peminjam di pelosok, kami juga memiliki jaringan tim lapangan,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (22/3).
(Baca: Lampaui Target, Amartha Salurkan Kredit Rp 705,4 Miliar Sepanjang 2018)
Tim lapangan ini melengkapi teknologi yang dimiliki Amartha untuk menjangkau lebih banyak calon peminjam. Tim lapangan Amartha berkeliling menggunakan sepeda motor, untuk menjangkau peminjam di pelosok Indonesia. Selain itu, mereka bertugas memberikan pelatihan terkait keuangan kepada peminjam.
Peminjam juga mendapat pemeriksaan kesehatan gratis dan edukasi tentang lingkungan. “Ini untuk memastikan mereka mampu mengelola keuangan dengan baik, usahanya terus berjalan dan tumbuh. Kualitas hidup mereka juga lebih baik,” kata Andi.
(Baca: Amartha dan Bank Ganesha Teken Kerja Sama Pembiayaan Mikro)
Secara keseluruhan, Amartha sudah menyalurkan pinjaman senilai Rp 918 miliar kepada lebih dari 207 ribu peminjam. Amartha menerapkan skema tanggung renteng atas pinjamannya, sehingga rasio kredit bermasalah (Non Peforming Loan/NPL) mendekati nol persen.
Di samping itu, peminjam di Amartha merupakan perempuan. Salah satu mitra, Ade Sholihah (42 tahun) menyampaikan bahwa tambahan modal dari Amartha telah membuat usaha kuliner bubur ayamnya berkembang. "Pertama kali gabung dapat pendanaan sebesar Rp 3 juta dan sekarang sudah menjadi Rp 7 juta,” katanya.
Adapun Amartha berdiri pada 2010 sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan plavon pinjaman Rp 500 ribu per orang. Lalu, Amartha bertransformasi menjadi fintech pinjaman pada 2015 dan plavon pinjaman naik menjadi Rp 3 juta per orang. Bunga yang ditawarkan Amartha kepada peminjam sekitar 10-12% per tahun, yang disesuaikan dengan profil risiko peminjam.