Gim online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) masuk daftar aplikasi yang diblokir di India. Perusahaan pemegang hak cipta, PUBG Corp pun memutuskan untuk tak lagi menggunakan jasa raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent sebagai penerbit (publisher) di negara itu.

Pemblokiran dilakukan karena Kementerian Teknologi India menilai PUBG sebagai ancaman keamanan. Sebab, aplikasi ini dinilai mengumpulkan dan membagikan data pengguna secara diam-diam.

Tuduhan itu muncul di tengah konflik India dan Tiongkok. Pemerintah India bahkan telah melarang pengggunaan 118 aplikasi asal Negeri Panda sejak Juni lalu.

Di tengah situasi itu, PUBG Corp memutuskan untuk mengambil tanggung jawab sebagai penerbit, tanpa menggunakan jasa Tencent. Harapannya, game online PUBG dapat kembali beroperasi di India.

"Mengingat perkembangan terakhir, PUBG Corp telah membuat keputusan untuk tidak lagi mengizinkan waralaba PUBG Mobile ke Tencent Games di India," kata PUBG Corp dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/9) malam.

Secara umum, PUBG Corp menyatakan perusahaan memahami dan menghormati langkah pemerintah India. Mereka berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah India untuk menemukan solusi yang memungkinkan PUBG bisa digunakan oleh pengguna di India.

"Sambil sepenuhnya mematuhi hukum dan peraturan India," kata PUBG Corp dikutip dari CNN Internasional.

Sedangkan Tencent menegaskan bahwa perusahaan serius melindungi privasi dan data pengguna. “Kami selalu mematuhi undang-undang perlindungan data yang berlaku di India dan semua pasar lain tempat kami beroperasi,” kata perusahaan dikutip dari Business Insider India, beberapa waktu lalu (4/9).

Tencent berharap dapat berdiskusi dengan otoritas India terkait upaya perusahaan dalam melindungi data pengguna selama ini. “Juga berharap dapat memastikan ketersediaan berkelanjutan aplikasi kami di India,” ujar perusahaan.

Kendati begitu, kemitraan PUBG Corp dengan Tencent akan tetap berjalan di pasar selain India. Akan tetapi, India merupakan pasar yang besar bagi PUBG. Hal ini juga yang menjadi alasan PUBG Corp tetap ingin beroperasi di India.

Pengeluaran konsumen di India untuk belanja gim memang kurang dari 5% secara global. Sedangkan tiga besar negara yang konsumennya senang berbelanja di aplikasi gim, yakni Tiongkok 52%, Amerika Serikat (AS) 14%, dan Jepang 5,6%.

Namun, berdasarkan data perusahaan analitik aplikasi Sensor Tower, PUBG meraih sekitar 175 juta pemasangan aplikasi di India. Porsinya mencapai 24% dari total pangsa pasar PUBG secara global.

Akibat kebijakan pemerintah India, nilai pasar Tencent turun hampir US$ 34 miliar atau sekitar Rp 501,6 triliun dalam dua hari sejak pemblokiran. Ini penurunan terbesar kedua sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan pelarangan pada aplikasi lain besutan Tencent, WeChat.

Hal itu karena PUBG berkontribusi besar bagi pendapatan Tencent. Raksasa teknologi Tiongkok itu membukukan pendapatan 114,88 miliar yuan atau sekitar Rp 244,8 triliun selama April hingga Juni. Penopang kinerja perusahaan paling signifikan berasal dari lini bisnis gim online, seperti PUBG Mobile.

Pendapatan dari lini bisnis game online tahun ini tumbuh 40% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 38,29 miliar yuan atau Rp 81,6 triliun. Perolehan ini mengimbangi penghasilan dari gim pada laptop yang turun 6% yoy.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan