Alibaba Buat Robot Logistik Tanpa Sentuhan Berbasis Cloud saat Pandemi

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Ilustrasi, logo Alibaba Group terlihat saat festival belanja global 11.11 Singles' Day Alibaba Group di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Tiongkok, Senin (11/11/2019).
17/9/2020, 16.49 WIB

Pendapatan lini bisnis cloud milik Alibaba itu pun tumbuh 59% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 12.345 juta yuan pada kuartal II. Utamanya disumbang dari penyediaan layanan, seperti komputasi elastis, basis data, storage, jaringan virtualisasi, komputasi skala besar.

Selain itu, penyediaan layanan keamanan, manajemen dan aplikasi, analisis berbasis big data, mesin pembelajaran (machine learning), dan Internet of Things (IoT) diminati saat pandemi.

Alibaba bahkan menginvestasikan US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk mengembangkan layanan cloud selama tiga tahun. Sebab, permintaan perangkat lunak atau software di Tiongkok melonjak selama pandemi. 

General Manager Asia Pacific IBM Cloud Brenda Harvey sempat mengatakan, pandemi mempercepat transformasi digital. Beberapa sektor seperti pendidikan, bisnis, dan pemerintahan mulai mengandalkan teknologi ini untuk mengelola data.

"Krisis telah membuktikan, tanpa keraguan, bahwa cloud mendefinisikan kembali bisnis dan ekosistem secara lebih pintar," kata Harvey saat acara IBM Cloud Forum 2020.

Di bidang kesehatan misalnya, perusahaan bekerja sama dengan Queensland University di Australia untuk menganalisis virus corona dengan teknologi cloud. Data pasien Covid-19 dikumpulkan, dianalisis, dan dikategorisasi pada platform cloud.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan