Perusahaan telekomunikasi Telkomsel menyediakan jaringan internet generasi kelima alias 5G sejak akhir Mei (27/5). Kini giliran Indosat yang menghadirkan layanan ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menyampaikan, Indosat telah mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk bisa mengimplementasikan 5G. “Secara teknis siap dioperasikan,” kata dia saat konferensi pers virtual, Senin (14/6).
Indosat menggelar Uji Laik Operasi (ULO) pada 3-4 Juni. Frekuensi yang diuji hanya satu pita yakni 1.800 MHz. Sedangkan Telkomsel dua yaitu 2.300 MHz dan 1.800 MHz.
“Lebar pita frekuensinya (Indosat) 20 megahertz yakni 1.837,5 megahertz sampai 1.857,5 megahertz,” kata Johnny.
ULO merupakan bagian dari tahapan menuju gelaran jaringan 5G oleh operator seluler. Mengacu pada Peraturan Menteri Kominfo Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, operator seluler harus menjalankan proses ULO sebelum menyediakan teknologi baru seperti 5G kepada pasar.
Johnny menjelaskan, pemerintah menerapkan teknologi netral dalam implementasi 5G. Dengan begitu, operator seluler dapat memilih teknologi netral yang dinilai cocok dengan bisnis masing-masing.
Pada kesempatan itu, ia juga berharap kesediaan layanan 5G semakin meluas. Tentunya, “berdasarkan permintaan pertumbuhan pasar di lokasi lain,” ujar dia.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Abdulaziz Al-Neama menambahkan, layanan 5G pada tahap awal akan tersedia di Jakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar. Secara bertahap akan dikembangkan ke wilayah lain.
Ia optimistis, kehadiran 5G akan mendukung ekonomi digital di Indonesia. Terlebih lagi, kecepatan dan tingkat keterlambatan pengiriman data alias 5G dinilai lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.