Kini, perusahaan asal Tiongkok itu berfokus bertahan di tengah tekanan AS. Salah satu caranya, memusatkan perhatian pada perangkat lunak (software), termasuk memperkuat bisnis komputasi awan (cloud).

"Kami harus berani memimpin dunia dalam domain perangkat lunak murni," kata Kepala Eksekutif Huawei Ren Zhengfei pernyataan. “Kami harus berfokus pada pengoptimalan software untuk melengkapi perangkat keras (hardware).”

Selain cloud, raksasa teknologi itu juga mulai menyematkan sistem operasi atau operating system (OS) HarmonyOS 2 ke lebih banyak perangkat. OS pesaing Android Google ini sudah diunduh di sekitar 50 juta ponsel dan perangkat lain per Juni.

Rotating Chairman Huawei Eric Xu mengatakan, prioritas utama perusahaan yakni kelangsungan hidup terlepas dari tekanan AS. Oleh karena itu, Huawei diversifikasi produk dengan berfokus pada perangkat lunak.

“Kami telah menetapkan tujuan strategis dalam lima tahun ke depan. Tujuan kami adalah untuk bertahan hidup, dan melakukannya secara berkelanjutan,” kata Xu dalam pernyataan.

Huawei masuk dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan AS sejak awal 2019. Alhasil, raksasa teknologi ini tak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS termasuk Google.

Halaman: