Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi AS, Pendapatan Huawei Turun ke Rp 340 T

Fahmi Ahmad Burhan
29 April 2021, 10:27
Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi AS, Pendapatan Huawei Melorot 16,5%
123RF.com
Logo Huawei

Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei mencatatkan penurunan pendapatan 16,5% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama tahun ini. Ini karena penjualan ponsel pintar alias smartphone anjlok.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penghasilan Huawei 152,2 miliar yuan atau US$ 23,5 miliar (Rp 340 triliun) pada kuartal pertama 2021. "Ini menandai dua kuartal berturut-turut di mana pendapatan Huawei menurun," demikian dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (28/4).

Namun, Huawei masih mencatatkan kenaikan margin laba bersih 3,8 poin menjadi 11,1%. Ini karena perusahaan memangkas biaya dan menerima faktor pendapatan US$ 600 juta dari pembayaran royalti.

Anjloknya pendapatnya Huawei sebagian besar disebabkan oleh bisnis konsumen, termasuk smartphone. Data Counterpoint menunjukkan bahwa pengiriman ponsel Huawei turun 41% yoy menjadi 33 juta pada kuartal IV 2020.

Jumlah tersebut di bawah Xiaomi (43 juta), OPPO (34 juta), dan Vivo (33 juta). "Jumlah pengiriman ponsel Huawei secara dramatis surut di sebagian besar pasar sebagai akibat dari sanksi AS," kata analis di Canalys Research Amber Liu laporan, dikutip dari CNBC Internasional, Januari lalu (28/1).

Bisnis ponsel Huawei anjlok karena sanksi dari Amerika Serikat (AS). Raksasa teknologi ini masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan AS sejak awal 2019.

Alhasil, produsen gadget itu tak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS, termasuk Google. Perangkat Huawei pun tidak didukung sistem operasi (operating system/OS) Android maupun Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail, YouTube, dan lainnya.

AS juga memblokir 152 afiliasi semikonduktor Huawei per Agustus 2020. Perusahaan pun terpaksa menyetop produksi cip (chipset), termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September tahun lalu.

Hal itu mempersulit Huawei mendapatkan komponen untuk bisnis smartphone.

Selain itu, Huawei menjual merek smartphone Honor. Perusahaan pun kesulitan menyasar segmen konsumen kelas budget

Belakangan, Huawei mengincar berbagai peluang lini bisnis lain. Perusahaan akan menginvestasikan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun untuk mengembangkan kendaraan tanpa pengemudi alias autonomous vehicle (AV) dan mobil listrik.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...