Selain aplikasi untuk WFH, Facebook akan mengembangkan konser 3D atau tiga dimensi. “Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujarnya.

Induk Instagram itu juga banyak berinvestasi di bidang VR. Salah satunya, menghabiskan US$ 2 miliar untuk mengakuisisi Oculus, yang mengembangkan produk VR.

Mark mengakui bahwa headset VR masih sulit diadopsi dan perlu ditingkatkan agar orang dapat bekerja di dalamnya sepanjang hari.

Ia pun menyampaikan, metaverse Facebook akan dapat diakses di banyak platform termasuk VR, augmented reality (AR), laptop, perangkat seluler, dan konsol gim.

Pakar VR di Universitas dari Inggris Barat Verity McIntosh menyampaikan, perincian data dari penggunaan VR dan AR lebih tinggi dibanding media berbasis layar. "Sekarang ini bukan hanya tentang mengeklik dan apa yang saya pilih untuk dibagikan,” katanya kepada BBC.

Ia memperkirakan, orang-orang ingin dapat memilih tujuan untuk pergi dan bereaksi terhadap rangsangan tertentu. “Ini adalah rute langsung ke alam bawah sadar dan itu merupakan emas bagi seorang kapitalis data,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan