Taksi Terbang Asal Cina Hadir di Jakarta, Bisa Dioperasikan Jarak Jauh

Instagram/@Ehang.indonesia
Taksi terbang Ehang
Penulis: Desy Setyowati
2/9/2021, 16.06 WIB

“Kami melihat bahwa pemerintah sangat agresif mengembangkan bandara dengan segala kemutakhiran teknologi. Saya pikir yang perlu dimutakhirkan juga yaitu multi-moda transportasi bandara,” ujar Denon sata berbincang dengan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin melalui siaran langsung Instagram @angkasapura2, pada Februari (26/2).

Menurutnya Helicity atau taksi terbang akan menjadi role model pembangunan kelengkapan multi-moda transportasi bandara di masa depan. Ini karena akan mempersingkat akses dari dan menuju bandara.

Whitesky Aviation menerapkan tarif antara Rp 8 juta - Rp 20 juta untuk taksi terbang berkapasitas tiga sampai empat penumpang. Sedangkan helikopter VIP atau charter flight untuk empat hingga delapan penumpang harganya bisa lebih dari Rp 20 juta.

Grab menggandeng startup asal Jerman, Volocopter mengkaji potensi layanan taksi terbang di Asia Tenggara. Meski masih kajian, Volocopter menargetkan penerbangan komersial bisa dilakukan pada 2022.

Startup penyedia layanan mobilitas udara itu juga telah mendemonstrasikan helikopter listriknya atau electric vertical take-off and landing (eVTOL) di Singapura pada September 2019. Saat itu, perusahaan menyediakan landasannya yang disebut VoloPort.

Helikopter listrik itu dikembangkan Volocopter sejak 2011. eVTOL bahkan sudah diuji coba terbang melewati Dubai, Helsinki, Las Vegas, dan Stuttgart.

Kali ini, Volocopter bekerja sama denga perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab mengkaji pasar taksi terbang di regional. Keduanya mempelajari rute yang paling cocok untuk layanan taksi udara ini.

Halaman: