Sejajar Facebook, Perusahaan Teknologi RI Masuk Daftar Dunia Virtual

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate memberikan sambutan dalam pembukaan diskusi publik bertajuk Telemedisin Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8/2020).
Penulis: Desy Setyowati
11/11/2021, 11.57 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengapresiasi perusahaan teknologi augmented reality (AR) asal Indonesia WIR Group yang masuk daftar “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE. Metaverse disebut juga dunia virtual.

Daftar tersebut berisi perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti Apple, Microsoft hingga Facebook yang baru berganti nama menjadi Meta.

"Kami bangga bahwa WIR sebagai perusahaan Indonesia mendapatkan pengakuan internasional ini. Kami juga terus berkoordinasi dengan mereka untuk saling memutakhirkan perihal perkembangan dari sisi inovasi dan tentunya regulasi,” ujar Menteri Kominfo Johnny G Plate dalam siaran pers, Kamis (11/11).

WIR Group disebut sebagai perusahaan terkemuka dan pemimpin pasar dalam teknologi digital reality, seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), AR, dan virtual reality di Asia Tenggara.

WIR merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule. Perusahaan ini berdiri lebih dari 10 tahun.

Perusahaan itu memproduksi programming dan inovasi teknologi AR ke lebih dari 20 negara. Ini dengan bimbingan dari Kementerian Kominfo serta kemitraan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

WIR memiliki lima paten global terkait AR dan terdaftar di nasional maupun PCT yang mencakup 153 negara. Perusahaan teknologi ini diminta berpartisipasi oleh Kementerian Investasi untuk mewakili Indonesia di ajang dunia, antara lain di side event World Economic Forum di Davos 2019 dan 2020.

Metaverse yang disebut juga dunia virtual, merupakan semesta kolaboratif yang menggabungkan interaksi manusia dengan avatar, serta berbagai produk dan layanan antara dunia nyata dengan dunia digital tanpa batas. Semua bisa berlangsung secara simultan dan paralel.

Johnny menilai, metaverse akan memengaruhi hajat hidup masyarakat. Selain itu, menggunakan sumber daya, konektivitas, dan semua elemen informatika di Indonesia.

Oleh karena itu, koordinasi dengan kementerian maupun lembaga lain mutlak dilakukan. Ini mengingat interaksi antar manusia melalui avatar yang terjadi di "metaverse" juga akan memerlukan instansi dan lembaga lain yang saat ini dijalankan pemerintah.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kementerian membawa WIR ke forum internasional untuk membuka mata dunia bahwa potensi Indonesia bukan hanya di sektor perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan manufaktur, tetapi juga digital dan teknologi kreatif.

"Sektor digital dan teknologi kreatif ini penting dalam pembentukan metaverse. Indonesia membuka kesempatan bagi investor mancanegara untuk membangun berbagai ‘pabrik’ komponen metaverse di negara ini,” kata Bahlil.

Ia menyampaikan, dengan meningkatnya interaksi manusia secara global di ranah digital, kolaborasi individu hadir untuk menciptakan semesta baru dengan aturan-aturan anyar. Selain itu, menggunakan berbagai teknologi seperti AR dan virtual reality (VR).

“Dunia metaverse ini tidak terbatas, namun untuk menavigasi dan berinteraksi di dunia ini diperlukan cara-cara khusus. Kami turut serta membangun metaverse dengan keahlian dalam pengembangan AR terkini yang bisa menjawab kebutuhan metaverse masa depan”, ujar CEO WIR Group Michael Budi.

Menurutnya, WIR Group sangat beruntung bisa berkembang dengan bimbingan dari dua kementerian yaitu Kominfo dan Kementerian Investasi. Dengan begitu, dapat menciptakan inovasi baru yang relevan dan selaras dengan visi dan tujuan negara.

Reporter: Antara