Facebook – Alibaba, 11 Perusahaan Rambah Dunia Virtual Metaverse

Desy Setyowati
2 November 2021, 16:18
dunia virtual, facebook, alibaba, metaverse, vr, tencent, tiktok, exo, blackpink, korea selatan
Netflix
Film Ready Player One

Istilah metaverse semakin dikenal luas setelah Facebook berganti nama menjadi Meta pekan lalu (29/10). Setidaknya ada 11 perusahaan dan lembaga yang merambah dunia virtual, termasuk Alibaba dan agensi Blackpink.

Yang terbaru, investor Grab, SoftBank merambah bisnis dunia virtual lewat investasi ke Sandbox. Anak usaha yakni SoftBank Vision Fund 2 memimpin pendanaan US$ 93 juta kepada perusahaan game online di Hong Kong itu.

Co-founder sekaligus Chief Operating Officer Sandbox Sebastien Borget menyampaikan, dana segar akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan bisnis di bidang gim, arsitektur, dan konser virtual.

“Kami menciptakan metaverse terbuka ini. Kami memposisikan Sandbox melawan perusahaan teknologi raksasa yang mengklaim metaverse sebagai milik mereka, menawarkan alternatif di mana pengguna adalah yang pertama,” kata Borget dikutip dari Reuters, Selasa (2/11).

Setidaknya ada 11 perusahaan dan lembaga yang merambah dunia virtual berbasis virtual reality (VR) dan augmented reality. Ini termasuk pemerintah Korea Selatan. Rinciannya sebagai berikut:

1. SoftBank

Anak usaha SoftBank, SoftBank Vision Fund 2 menyuntik modal Sandbox. Startup ini memungkinkan pemain membangun, memiliki, dan memonetisasi pengalaman bermain gim virtual di blockchain Ethereum. Mereka dapat menggunakan token non-fungible (NFT).

Saham Sandbox mayoritas dimiliki oleh pengembang game blockchain Animoca Brands. Bagi SoftBank, ini kali pertama berinvestasi di perusahaan yang menerbitkan uang kripto (cryptocurrency) sendiri.

Kapitalisasi pasar koin Sandbox juga hampir US$ 2 miliar. Perusahaan mengatakan, memiliki sekitar 22% token saat ini.

Harga koinnya melonjak lebih dari 200% setelah Facebook mengumumkan berganti nama menjadi Meta Platforms Inc minggu lalu dan berfous menjadi perusahaan metaverse. Ini meningkatkan minat investor Sandbox yang membangun pengalaman bermain game virtual..

Pengguna aktif bulanan Sandbox pun meningkat dalam setahun terakhir. Transaksi juga mencapai US$ 144 juta.

2. Facebook

Facebook berganti nama menjadi Meta pada pekan lalu (29/10). Salah satu aplikasi metaverse yang akan dikembangkan oleh Facebook yakni konser 3D atau tiga dimensi.

“Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujar CEO Meta Mark Zuckerberg.

3. Apple

Apple berencana meluncurkan perangkat augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) tahun depan. Perangkat ini mirip dengan Oculus Quest milik induk Facebook, Meta yang ingin beralih menjadi perusahaan metaverse.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu akan menyematkan sejumlah kemampuan pada perangkat AR dan VR. Salah satunya, memasang cip (chipset) canggih, layar, sensor, dan fitur berbasis avatar.

Gadgetnya juga akan menampilkan setidaknya 15 modul kamera. Selain itu, terdapat teknologi pelacakan mata dan pengenalan iris mata (iris recognition).

Pengembangan satu perangkat tersebut bisa menelan biaya antara US$ 2.000 - US$ 3.000 atau sekitar Rp 28 juta - Rp 42 juta.

4. YG Entertainment

YG Entertainment merupakan agensi Blackpink, Treasure, Big Bang, IKON, dan AKMU. Akhir pekan lalu, YG Entertainment bekerja sama dengan Kwangwoon University mengembangkan teknologi metahuman dan metaverse.

5. SM Entertainment

SM Entertainment menaungi EXO, NCT 127, NCT Dream, SHInee, Super Junior, Red Velvet, dan Aespa. Agensi ini bekerja sama dengan KAIST terkait riset metaverse pada Juni (23/6).

Melalui perjanjian itu, SM Entertainment dan KAIST berencana untuk:

  • Bekerja sama teknis di bidang konten, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), dan robot
  • Melakukan proyek bersama terkait produksi digital avatar
  • Penelitian akademik bersama untuk culture technology (CT)

6. Samsung

Produsen ponsel pintar (smartphone) ini juga berencana mengembangkan layanan metaverse atau dunia virtual. Anak usahanya, Samsung Asset Management meluncurkan Samsung Global Metaverse Fund pada akhir Juni.

Perusahaan baru menargetkan menarik 100 miliar won atau sekitar US$ 86,49 juta pada akhir tahun. Sekitar satu miliar hingga dua miliar won mengalir setiap hari.

Wakil Presiden Samsung Asset Management Choi Byung-geun mengatakan, minat pada metaverse telah tumbuh sejak pandemi corona. "Raksasa teknologi global seperti Facebook melihat arah bisnis mereka bergeser ke arah metaverse, industri ini menghasilkan uang," kata Choi.

7. SK Telecom

Operator seluler di Korea Selatan juga meluncurkan 'ifland' metaverse pada Juli. Para penghuni dapat menjadi tuan rumah dan menghadiri pertemuan dengan avatar animasi.

"Ketika tren sosial bergeser ke non-tatap muka karena era pandemi, permintaan (untuk layanan metaverse) melonjak," kata seorang pejabat SK Telecom kepada Reuters. "Ada ribuan kamar yang dibuat setiap hari dan puluhan ribu pengguna harian."

SK Telecom menjadi bagian dari 'Metaverse Alliance' yang diluncurkan oleh pemerintah Korea Selatan pada pertengahan Mei. Program ini mencakup lebih dari 200 perusahaan dan institusi.

8. Pemerintah Korea Selatan

Seorang pejabat Kementerian Sains dan TIK mengatakan, pemerintah berharap memainkan peran utama dalam industri metaverse. Mereka pun menganggarkan 604,4 triliun won pada 2022 untuk bisnis ini. Pemerintah Korea Selatan mengalokasikan 9,3 triliun won untuk mempercepat transformasi digital dan mendorong industri baru seperti metaverse.

9. ByteDance

Induk TikTok ini berencana mengembangkan teknologi metaverse. Perusahaan asal Cina itu pun mengakuisisi startup VR Pico Interactive.

South China Morning Post (SCMP) melaporkan, kesepakatan akuisisi ByteDance terhadap Pico Interactive senilai hampir 5 miliar yuan atau US$ 772 juta (Rp 11 triliun). Melalui akuisisi ini, Pico Interactive akan berfokus pada pasar konsumen Cina, sambil mempertahankan sebagian besar staf.

10. Alibaba

Di Cina, raksasa e-commerce ini mengajukan pendaftaran merek dagang beberapa aplikasi terkait metaverse. Menurut platform pelacakan pendaftaran bisnis Qichacha, ada yang didaftarkan yakni Ali Metaverse, Taobao Metaverse, dan DingDing Metaverse.

11. Tencent

Raksasa game asal Tiongkok ini juga mengajukan mendaftarkan hampir 100 merek dagang terkait metaverse, termasuk QQ Metaverse, QQ Music Metaverse dan Kings Metaverse.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...