Jangan Salahkan Robot, 800 Juta Orang Kehilangan Pekerjaan pada 2030

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Sebuah robot mengantarkan minuman di Kafe Arfa, Perguruan Diniyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat, Senin (22/2/2021).
18/11/2021, 17.34 WIB

Riset McKinsey pada 2017 menyebutkan, ada 800 juta pekerja di dunia yang kehilangan pekerjaan pada 2030 karena otomatisasi. Namun perusahaan penyedia solusi otomasi dan robot UiPath menilai, ini bukan karena robot.

Vice President UiPath Southeast Asia Wen Ming Wong mengatakan, kehadiran teknologi robot dan otomasi di industri bukan menggantikan peran pekerja. Robot justru meringankan beban kerja. 

Ia mencontohkan, robot dapat membantu jurnalis melakukan riset. Robot bisa menganalisis berdasarkan data yang tersedia, namun tidak menghilangkan peran jurnalis dalam menulis berita. 

"Jadi, teknologi robot bukan tentang bagaimana mengganti pekerjaan seseorang," kata Ming dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/11).

Regional Partner Manager UiPath Indonesia Pieter Harianto menambahkan, teknologi robot dan otomasi justru akan berkolaborasi dengan manusia. "Banyak perusahaan di Indonesia saat ini tidak memecat tenaga kerja manusia, tapi mengolaborasikannya dengan robot. Ini karena masih banyak peran manusia yang tidak bisa ditangani robot," ujarnya.

Di sektor manufaktur misalnya, robot dapat meningkatkan produktivitas kerja. Namun, robot hanya akan membantu pada peran-peran operasional manufaktur yang berulang-ulang.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan