Apa Itu Ethereum? Memahami Sejarah, Cara Kerja dan Komponennya

Unsplash/Executium
Ilustrasi koin Ethereum
Editor: Safrezi
9/12/2021, 09.59 WIB

Dunia kripto semakin berkembang pesat. Kemunculan Bitcoin ciptaan Satoshi Nakamoto pada tahun 2009 mendorong inventor lain untuk menciptakan lebih banyak jenis mata uang kripto. Menurut data CoinMarketCap, saat ini terdapat 7.812 jenis mata uang kripto.

Salah satu mata uang kripto yang bersaing erat dengan Bitcoin adalah Ethereum. Melansir laman Forbes, para ahli memperkirakan harga Ethereum dapat mencapai US$5.000 per ether sebelum akhir tahun 2021 dan meroket hingga lebih dari US$50.000 pada tahun 2030.

Pengertian Ethereum

Ethereum adalah platform perangkat lunak terdesentralisasi yang memungkinkan Smart Contracts and Distributed Applications (DApps) dibangun dan dijalankan tanpa waktu henti (downtime), penipuan, kontrol, atau gangguan dari pihak ketiga. Definisi ini tercantum dalam buku Ekonomi dan Bisnis Digital.

Mengutip Dasar Investasi dan Trading Cryptocurrency, Ethereum sendiri membangun sebuah jaringan blockchain yang berfokus pada koin Ethereum. Para developer koin bisa membuat koinnya masing-masing di atas jaringan Ethereum.

Sejarah Ethereum

Mengutip buku Ethereum for Dummies, Pada tahun 2013, Vitalik Buterin, salah satu pendiri Bitcoin Magazine, merilis laporan resmi yang mengusulkan implementasi blockchain baru yang lebih fungsional. Proposal tersebut merupakan cikal bakal Ethereum blockchain.

Setelah menarik minat banyak orang serta mendapatkan dukungan teknis dan keuangan, Ethereum Foundation diciptakan. Ini merupakan organisasi nirlaba dari Swiss yang menjadi pengembang Ethereum.

Selain sebagai jenis mata uang kripto, Ethereum memiliki fitur smart contract untuk memastikan integritas di semua node. Setiap kode yang dieksekusi pada satu node dieksekusi dengan cara yang sama pada semua node. Sistem tersebut memungkinkan Ethereum untuk menyebarkan berbagai aplikasi.

Merujuk buku Mastering Ethereum, platform Ethereum memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi terdesentralisasi yang kuat dengan fungsi ekonomi bawaan. Ethereum mampu memberikan kemampuan audit, transparansi, dan netralitas. Ethereum juga mengurangi sensor dan risiko tertentu.

Berdasarkan buku Blockchain & Cryptocurrency Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia Dan Dunia, Ethereum melakukan initial coin offering atau ICO pada bulan Juni 2014 sampai 31 Agustus 2014. Target pengumpulan dana saat itu adalah US$16 juta dan tercapai pada jangka waktu yang ditentukan.

Platform Etherum melahirkan mata uang kripto dengan nama Ether (ETH) dan mulai diperdagangkan pada 7 Agustus 2015. Harganya saat itu adalah US$2,83 atau sekitar Rp41.035 per kepingnya. Bloomberg melaporkan, Ethereum mulai diminati pada tahun 2017 saat initial coin offering atau ICO menjadi populer.

Harganya saat itu mencapai US$1.200. Popularitas Ethereum melonjak pada tahun 2020 saat proyek decentralized finance (DeFi) berkembang. Banyak startup yang tertarik dengan Ethereum. Perannya sebagai pilar finansial, pengelolaan pinjaman dan agunan tanpa melibatkan bank atau pialang.

Menurut data CoinMarketCap, harga Ethereum terbaru adalah US$4,429.03 atau sekitar Rp63,3 juta.

Cara Kerja Ethereum

Ethereum menggunakan konsep transaksi yang terdesentralisasi (decentralized application/DApps). Mengutip wawancara Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, dalam laman Hir.harvard.edu, Ethereum bekerja sebagai platform di mana semua orang dapat mengunggah kode disebut smart contacts.

Siapa pun dapat menerbitkan smart contact atau mengirim transaksi. Seluruh kode dapat berjalan di blockchain. Misalnya, jika seseorang membuat sebuah aplikasi lalu orang lain juga membuat aplikasi, maka kedua aplikasi dapat berinteraksi. Lingkungan Ethereum terinterkoneksi sehingga semakin banyak orang yang bergabung, semakin luas jaringannya.

Singkatnya, cara kerja Ethereum dengan smart contracts serupa dengan program komputer yang berjalan otomatis sesuai dengan perintah dalam kontrak. Karena diprogram, tidak ada pengawas yang dibutuhkan. Fitur smart contracts lebih murah untuk dieksekusi dan bahkan lebih aman.

Sama seperti mata uang kripto lain, Ethereum menggunakan teknologi blockchain. Teknologi blockchain digunakan untuk memverifikasi seluruh transaksi. Aktivitas tersebut dicatat pada public ledger atau buku besar publik yang transparan dan aman serta langsung dikenali.

Agar dapat diperdagangkan, mata uang Ethereum yang disebut Ether harus melalui proses mining, yaitu tindakan menambahkan transaksi ke blockchain sehingga semua orang dapat menyetujui rangkaian transaksi yang sama.

Ether dapat digunakan sebagai mata uang digital dalam transaksi keuangan atau sebagai investasi.

Komponen Ethereum

Dirangkum dari buku Mastering Ethereum, berikut komponen Ethereum:

  • P2P Network: Ethereum berjalan di jaringan utama.
  • Consensus rules: Aturan konsensus Ethereum didefinisikan dalam spesifikasi referensi.
  • Transactions: Pesan jaringan yang menyertakan pengirim, penerima, nilai, dan muatan data.
  • State Machine: Diproses oleh Ethereum Virtual Machine (EVM), mesin virtual berbasis stack yang mengeksekusi bytecode. Program EVM yang disebut "smart contracts" ditulis dalam bahasa tingkat tinggi dan dikompilasi ke bytecode untuk dieksekusi pada EVM.
  • Data structures: Disimpan secara lokal pada setiap node sebagai database yang berisi transaksi dan sistem dalam struktur data hash serial yang disebut Merkle Patricia Tree.
  • Consensus algorithm: Ethereum menggunakan Nakamoto Consensus yang menggunakan blok signature tunggal berurutan.
  • Economy security: Ethereum saat ini menggunakan algoritma PoW yang disebut Ethash.
  • Clients: Ethereum memiliki beberapa implementasi perangkat lunak klien yang dapat dioperasikan.

Demikian pembahasan tentang Ethereum dari sejarah,