Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menyatakan, pasar Indonesia menjadi rebutan beberapa perusahaan global. Ini karena Nusantara membutuhkan kapasitas satelit 1 terabyte (TB) hingga 2030.
Ia mengatakan, Indonesia baru memiliki sembilan satelit. Rinciannya yakno lima satelit nasional dan empat asing.
Dari sembilan satelit itu, kapasitas yang dihasilkan baru 50 Gigabyte (GB). "Padahal Indonesia butuh kapasitas 1 TB,” kata Johnny dalam acara Retrospeksi Kominfo 2021 dan Outlook 2022, Selasa (28/12).
Oleh karena itu, beberapa perusahaan satelit global mulai melirik pasar Tanah Air. “Mereka mengamati apa yang akan dilakukan oleh Indonesia," ujar dia.
Untuk memenuhi kebutuhan satelit, Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) pun mengembangkan Satelit Satria I. Fasilitas ini ditarget mengorbit pada 2023 dan memiliki kapasitas 150 GB.
"Satelit ini memakai teknologi Prancis yakni Thales Alenia Space. Peluncurannya mengandalkan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni SpaceX," kata Johnny.
Selain Satelit Satria I, Kominfo menyiapkan pengembangan proyek Satelit Satria II dan III.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif mengatakan, kementerian telah menggelar penjajakan berupa market sounding untuk menginformasikan rencana proyek dan mendapatkan masukan dari calon investor. Tahun depan, Kominfo akan menggelar lelang untuk proyek Satelit Satria II dan III.
"Berbagai skema pembiayaan juga kami siapkan. Kami juga akan menggandeng konsorsium," kata Anang dalam konferensi pers, awal Desember (7/12).
Sebelumnya, Anang juga sempat mengatakan bahwa anak usaha SpaceX, Starlink melakukan pendekatan regulasi dengan Johnny G Plate. Ini terkait investasi di layanan satelit.
BAKTI Kominfo juga terbuka untuk kerja sama dengan perusahaan milik Elon Musk tersebut. "Kami pelajari kompatibilitas dengan layanan yang kami siapkan. Kami hitung harga bandwith dan terminal ground segment," kata Anang.
Menurutnya, apabila pengembangan teknologi dari SpaceX layak dan sejalan dengan infrastruktur internet yang Kominfo siapkan, kerja sama bisa terjadi. "Kami terbuka pada teknologi untuk penyiapan internet ini," katanya.