Raksasa teknologi seperti induk Facebook, Meta hingga Baidu merambah bisnis metaverse. Seiring tren ini, Huawei berfokus menyediakan infrastruktur pendukungnya.
Perusahaan asal Cina itu menyediakan sejumlah layanan seperti komputasi awan (cloud), Internet of Things (IoT) dan beberapa solusi yang menghubungkan konsumen dan klien. Huawei juga mengembangkan jaringan internet generasi kelima alias 5G.
Director of Media Affairs Huawei Yang Lin menilai, perkembangan metaverse membutuhkan infrastruktur di baliknya. “Ini membutuhkan 5G,” kata dia saat wawancara dengan Katadata.co.id, Rabu (9/2).
Selain itu, seiring masifnya tranformasi ke digital, termasuk dunia virtual, maka semakin banyak data yang diolah. Hal ini tentu membutuhkan infrastruktur, seperti cloud.
Huawei juga berfokus pada Huawei Mobile Services (HMS) Core 6 yang menghadirkan kit pemodelan 3D. Ini berbasis algoritme yang dikembangkan oleh perusahaan.
Meski 3D, teknologi dapat menggunakan ponsel biasa untuk mengelompokkan objek dan latar belakang gambar. “Pengguna bisa menghasilkan model geometris 3D presisi dengan satu klik,” demikian dikutip dari laman resmi, Oktober 2021 (28/10/2021).
Dari sisi jaringan, Huawei menyediakan Wireless Kit atau jaringan untuk memprediksi lingkungan. Teknologi ini dapat mencocokkan jumlah utas, perutean IP, dan waktu untuk menghindari kemacetan pengiriman data.
Selain itu, ada Network Kit atau jaringan untuk memperkirakan perilaku. Ini dapat memprediksi perilaku akses jaringan, sehingga mengurangi waktu menunggu.
Huawei HMS Core juga menyasar konsumen disabilitas dengan avatar bahasa isyarat. “Dikombinasikan dengan SignPal Kit, siaran langsung bahasa isyarat real-time dengan 10 ribu lebih kosakata dan tingkat akurasi lebih dari 90%,” demikian dikutip.
Pengguna juga bisa menggunakan Huawei AR Map untuk melihat beragam tempat wisata di Beijing dalam wujud virtual. Ini bisa dilakukan dalam proyek demo Red Landmark, startup asal Cina yang memanfaatkan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).
Para teknisi digital mengumpulkan data 3D menyeluruh Sangaolu dan mengintegrasikannya ke platform AR.
Di Cina, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) pun berencana mengembangkan metaverse untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Direktur Biro UKM MIIT Liang Zhifeng mengatakan, pemerintah akan berfokus mempromosikan infrastruktur baru.
Selain itu, memberikan bimbingan kepada UMKM untuk mempercepat proses digitalisasi. Infrastruktur hingga bimbingan ini terkait metaverse, blockchain, kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), dan bidang baru lainnya.
Khusus untuk pengembangan metaverse pada UMKM, Liang mengatakan bahwa kementerian akan membuat industrialisasi digital khusus.
"Perhatian lebih harus diberikan untuk mengembangkan sekelompok perusahaan domestik yang sangat terlibat dalam bidang profesional industri internet, perangkat lunak, jaringan dan keamanan data, sensor pintar dan aspek lainnya," kata Liang dikutip dari Global Times, bulan lalu (24/1).