Deretan Bos Raksasa Teknologi Mundur di Tengah Tekanan Cina

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group terlihat di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China, Senin (18/11/2019).
13/4/2022, 13.10 WIB

Pemerintah Cina gencar mengeluarkan aturan baru yang menyasar perusahaan teknologi sejak 2020. Di tengah meningkatnya pengawasan ini, lima pendiri raksasa teknologi mundur, termasuk Jack Ma.

Yang terbaru, pendiri raksasa e-commerce Cina JD.com Richard Liu mengundurkan diri dari posisi CEO. Jabatan CEO JD.Com kemudian diserahkan kepada presiden perusahaan Xu Lei.

JD.Com mengatakan bahwa Liu akan tetap di perusahaan dan masuk jajaran dewan direksi sebagai direktur eksekutif. “Liu akan berfokus membimbing strategi jangka panjang perusahaan dan berkontribusi pada revitalisasi kawasan pedesaan,” demikian dikutip dari Business Insider, Selasa (12/4).

Mundurnya Liu dari jabatannya sebagai CEO terjadi di tengah tekanan Beijing kepada perusahaan teknologi, termasuk JD.Com. Jika ditinjau sejak akhir 2020, setidaknya ada sembilan aturan dari pemerintah Cina yang menyasar raksasa teknologi, salah satunya memperketat aturan konten di game online dan video on-demand (VoD).

Profesor di Hong Kong University of Technology and Science Naubahar Sharif mengatakan, tindakan keras Beijing merusak kepercayaan investor dan merugikan kinerja pendapatan perusahaan teknologi.

JD.Com misalnya, dilaporkan memberhentikan sekitar 400 hingga 600 pegawai dalam beberapa pekan terakhir. E-commerce ini masuk tiga besar di Cina:

Tekanan Beijing juga membuat para pendiri perusahaan diambang ketidakpastian. "Penggerak utama mundurnya para pendiri perusahaan ini adalah politik. Di samping itu, para pendiri ini perlu memberi jalan bagi penerus baru,” kata Sharif.

Business Insider mencatat, ada lima pendiri perusahaan termasuk Liu yang mengundurkan diri dari jabatannya seiring tekanan Beijing. Kelimanya yakni:

1. Richard Liu

Pendiri JD.Com yang dijuluki sebagai Jeff Bezos dari Cina ini mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO pekan lalu (7/4). Liu mendirikan JD.Com sejak 1998 di Beijing.

Awalnya perusahaan hanya menjual komponen elektronik dan komputer. Kemudian, wabah SARS pada 2003 memaksa perusahaan menjajaki peluang bisnis secara online.  

2. Jack Ma

Pendiri Alibaba ini perlahan-lahan melepaskan peran kepemimpinan di Alibaba dalam beberapa tahun terakhir. Sejak konflik dengan regulator pada akhir 2020, Ma menghindari publisitas.

Ia mengundurkan diri sebagai CEO pada 2013, namun tetap menjadi ketua dewan perusahaan. Ia kemudian mengundurkan diri sebagai ketua dewan direksi Alibaba pada 2020. Sedangkan Jack Ma kini berfokus pada kegiatan filantropi.

3. Colin Huang

Huang awalnya mundur dari CEO Pinduoduo pada 2020 dan tetap menjabat sebagai ketua dewan perusahaan. 

Pendiri e-commerce Pinduoduo ini kemudian meninggalkan perannya sebagai ketua dewan perusahaan pada Maret 2021. Ini seiring dengan banyaknya kritik kepada perusahaan karena menerapkan budaya kerja yang keras kepada karyawannya.

4. Su Hua

Pendiri platform video pendek Kuaishou ini mengundurkan diri hanya beberapa bulan setelah regulator Cina mendenda perusahaan pada 2021. Regulator memberikan denda karena Kuaishou membagikan video anak-anak yang menjurus ke arah seksual.

5. Zhang Yiming

Pendiri induk TikTok, ByteDance ini mengundurkan diri dari jabatannya tahun lalu. Mundurnya Yiming terjadi di tengah tekanan yang dihadapi perusahaan pengembang TikTok itu dari Amerika Serikat (AS) dan ancaman tekanan dari Beijing.

Setelah mundur, Yiming tetap masih bekerja untuk ByteDance, tapi tidak lagi memegang kendali manajemen. Yiming beralih peran untuk mengelola bisnis secara lebih strategis.

Yiming mendirikan ByteDance pada 2012. Kesuksesan besar Yiming pertama kali terjadi saat membuat platform Toutiao, yang berarti berita utama dalam bahasa Tiongkok.

Kesuksesan Yiming semakin melejit saat aplikasi besutan perusahaannya TikTok mulai banyak dikenal publik.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan