Riset dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, masih banyak netizen Indonesia yang tidak peduli keamanan data pribadi. Induk Facebook, Meta pun menyiapkan langkah khusus.
Menurut riset Kominfo dan KIC kepada 11.305 pengguna Internet di 34 provinsi di Indonesia, lebih dari separuh pengguna Facebook, TikTok, Instagram, dan Twitter tidak mengatur akses data pribadi.
Padahal 94,1% responden mengetahui perihal data pribadi.
Nomor Induk Kependudukan (NIK)merupakan data pribadi yang dianggap paling penting dan rawan disalahgunakan. Sebab, jenis data pribadi ini terintegrasi dengan banyak hal.
Sebanyak 87,8% responden juga membaca dan mengetahui kebijakan privasi saat membuka atau mengunduh aplikasi. Namun, masyarakat belum sepenuhnya selektif dalam mengatur akses aplikasi yang memungkinkan pencurian data.
Ada 55,5% responden yang menggunakan Facebook, tidak melakukan pengaturan khusus untuk orang yang bisa melihat unggahan. Alhasil, akses aplikasi menjadi publik atau dapat dilihat orang di dalam dan di luar Facebook.
Public Policy Manager Meta Indonesia Noudhy Valdryno mengatakan, perusahaan berfokus membantu pengguna untuk lebih mengerti keamanan data pribadi. "Kami terus mendorong pengguna memahami fitur-fitur privasi," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/6).
“Ini untuk meningkatkan kesadaran pengguna bahwa privasi mereka selain tanggung jawab platform, juga tanggung jawab masing-masing,” tambah Noudhy.
Khusus di Indonesia, Meta membuat program Asah Digital pada 2020. Dalam program ini, Meta berkerja sama dengan para ahli memberikan sumber daya dan skillset. Tujuannya, membangun komunitas warganet global yang bertanggung jawab.
Meta juga berkerja sama dengan Kominfo, Siberkreasi, dan ICT Watch menggelar program literasi digital.
Lalu, Meta membuat program "Profil Anda, Rumah Anda" tahun ini. Pengguna bisa masuk ke situs khusus untuk membangun rumah virtual. Di sana pengguna akan diberi informasi mengenai privasi rumah yang diinginkan pengguna.
"Dengan cara ini, pengguna akan tahu dan menganggap bahwa menjaga data pribadi secara digital seperti menjaga rumah sendiri," kata Noudhy.
Kemudian, Meta akan menggelar program kuis bernama Privacy 100 pekan depan. Konsepnya seperti kuis Family 100, yang meminta peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan sederhana. Namun, pertanyaan pada kuis Meta ini terkait dengan keamanan data pribadi.
Kuis hadir di halaman Facebook, Meta Indonesia dan akan dipandu oleh konten kreator.
Sedangkan, Privacy and Public Policy Manager, Meta, APAC Arianne Jimenez mengatakan bahwa secara global, Meta terus melakukan peningkatan upaya internal dan eksternal terkait keamanan data pribadi penggunanya. Salah satunya melakukan pembaruan kebijakan privasi.
"Ini dilakukan berdasarkan masukan dari para ahli dan pengguna, serta permintaan pemangku kepentingan Meta," ujarnya.
Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu juga meminimalisasi data. "Apabila tidak ada kebutuhan, kami usahakan minimalisasi, kemudian transparansi data di platform," katanya.
Meta juga mengandalkan sejumlah fitur privasi. Ada privacy check up, access your information, manage activity, Why Am I Seeing This Ad?, off-Facebook activity hingga data portability.