Pemerintah serius mengembangkan metaverse, agar Indonesia tak hanya menjadi konsumen. Jika ini terwujud, masyarakat juga bisa mendulang keuntungan dengan menjadi VTuber.

VTuber adalah makhluk virtual yang hidup di platform video, menurut Virtualhumans.org. VTuber menggunakan spektrum teknologi penangkapan gerak yang mudah digunakan oleh konsumen akhir, dan perangkat lunak (software) pembuatan karakter.

Umumnya, VTuber melakukan siaran di Twitch atau YouTube. VTuber berasal dari kata Virtual Youtubers.

FinFolk melaporkan, Kizuna Ai yang debut pada 2016 dikenal sebagai VTuber pertama.

Walaupun, konsep ‘VTuber’ lebih dulu diperkenalkan oleh Nitroplus dengan menghadirkan Super Sonico di kanal YouTube-nya. Namun saat itu belum ada istilah VTuber.

“Pada 2019, VTuber Kiryu Coco menghasilkan 14 juta yen atau sekitar Rp 1,9 miliar dalam sebulan,” demikian dikutip dari akun Instagram @finfolkmoney, Jumat (24/6).

Kemudian, VTuber Hyakumantenbara Salome Nijisanji menggaet satu juta pelanggan (subscribers) hanya dalam 13 hari, yakni sejak debut 24 Mei hingga 7 Juni. “Dia pun menjadi VTuber ketiga yang mencapai tonggak sejarah,” demikian dikutip dari Animecorner, dua pekan lalu (7/6).

Eksistensi VTuber tidak terlepas dari kehadiran teknologi metaverse. Karakter virtual bernama Jin misalnya, merupakan salah satu anggota pertama The Open Metaverse Interoperability Group (OMI).

"Pekerjaan pseudonim akan menjadi besar dalam ekonomi virtual, avatar secara inheren merupakan teknologi pelestarian privasi," kata Jin melalui Twitter tahun lalu dikutip dari The New Stack, pekan lalu (14/6).

Co-Founder WIR Group Daniel Surya optimistis VTuber juga akan ramai di Indonesia. “Coming soon,” kata dia saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/6).

Di Tanah Air, ada beberapa VTuber seperti Kono Kanaeru, Vestia Zeta, dan Kaela Kovalskia.

Di satu sisi, pemerintah tengah gencar mengembangkan metaverse. Dalam program Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) akan digelar dengan tema Web3 pada 31 Agustus hingga 2 September di Bali.

“Di Indonesia potensi Web3 besar dan belum banyak pemain yang mempunyai skalabilitas besar," kata Chairman Nexticorn Foundation Rudiantara dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/6).

Web3 atau web 3.0 merupakan teknologi internet yang terdesentralisasi berdasarkan blockchain. Teknologi ini hadir di balik maraknya kripto (cryptocurrency) dan non-fungible token atau NFT.

NXC Summit Web3 Program Manager Ivan Chen mengatakan, akan ada pameran Web3 atau metaverse. "Kami bakal menghadirkan ekshibisi blockchain, Virtual Reality (VR), extended reality, dan showcase. Akan ada teknologi lain yang mendukung metaverse," ujarnya.

NXC International Summit 2022 juga melibatkan pemain metaverse yakni WIR Group dan pelaku usaha kripto Tokocrypto.

WIR Group pun akan memperkenalkan prototipe metaverse Indonesia pada November, bertepatan dengan momentum Presidensi G20 Indonesia.

Melalui metaverse, WIR Group menyatakan akan menghadirkan pengalaman hidup bagi individu, perusahaan, dan masyarakat melalui solusi realitas digital yang mencakup augmented reality (AR), VR, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan