Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelidiki 55 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mendaftar dengan data 'abal-abal', termasuk menggunakan nama Google dan WhatsApp. Apabila terindikasi ada niat jahat, Kominfo akan membawa ke ranah hukum.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, ada 284 PSE asing dan 8.693 PSE domestik yang sudah mendaftar.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, sebanyak 55 di antaranya mendaftar dengan data tidak benar. “Ada yang menggunakan nama Google untuk daftar. Ini yang ‘ngaco’," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/7).

(BACA JUGA: Kominfo Ancam PSE Lokal Daftar Pakai Nama 'Google Sumedang' dan WhatsApp)

Kominfo bakal menyelidiki motif PSE itu mendaftarkan diri memakai data tidak tepat. "Apakah main-main atau ada indikasi kejahatan," katanya.

Semuel sempat mengatakan, apabila PSE memasukkan data palsu untuk tujuan kejahatan atau mengacaukan pendaftaran, Kominfo akan menindak tegas. "Nanti kami cari orangnya, sampai ke alamat IP. Baru kami bawa ke polisi," ujar Samuel.

Sebelumnya, ada empat entitas lokal yang mendaftar PSE mengatasnamakan Google, yakni:

  1. PT Internusa Terus Jaya mendaftar dengan nama “Google (Kleaner Indonesia)”
  2. CV Citra Lestari mendaftar dengan nama “Google”
  3. PT Nirah Digital Media mendaftar dengan nama “Gmail dan Google Drive untuk Google Sheet dan Google Word”
  4. CV Daun Jati mendaftar dengan nama “Google”

Entitas lokal tersebut ada yang beralamat di Sumedang dan Bali.

Lalu, ada dua entitas yang mendaftar dengan nama WhatsApp, yaitu:

  1. Kurnia Hasibuan Arisma mendaftar dengan nama "WhatsApp Business"
  2. PT Mandito Digital Teknologi mendaftar dengan nama “www.whatsapp.com”

Pendaftaran PSE tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, dan Peraturan Menkominfo Nomor 5 tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat.

Pendaftaran PSE dapat dilakukan melalui Online Single Submission (OSS) yang telah disiapkan.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan