Indonesia mengalami lebih dari 17 serangan siber dalam sebulan terakhir. Berapa gaji dan keuntungan hacker dari penjualan data bocor?
Hacker bisa mendapatkan gaji bulanan jika dia bekerja pada instansi atau perusahaan. Namun ada juga hacker yang mencari keuntungan dengan cara ilegal, seperti meretas sistem dan mencuri data di dalamnya.
ZipRecruiter membagikan data gaji hacker per bulan di Amerika. Kisarannya US$ 1.500 (Rp 22,3 juta) – US$ 13.875 (Rp 206,6 juta) per bulan. “Ada peluang peningkatan gaji berdasarkan tingkat keahlian, lokasi, dan pengalaman bertahun-tahun,” demikian dikutip dari ZipRecuriter, pekan lalu (7/9).
Sedangkan di Jakarta, gaji bulanan hacker rata-rata US$ 7.063 (Rp 105,2 juta). “Berdasarkan aktivitas ungahan lowongan pekerjaan baru-baru ini di ZipRecruiter, pasar kerja hacker di Jakarta, Indonesia tidak terlalu aktif karena beberapa perusahaan sudah merekrut,” demikian dikutip.
Rincian gajinya sebagai berikut:
Mengapa perusahaan dan pemerintah mempekerjakan hacker profesional?
Alasannya yakni menguji keamanan. Mereka menyewa peretas untuk meretas sistem perusahaan.
Dari situ, perusahaan akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang seberapa efektif kontrol keamanan siber mereka. Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui apa yang perlu diubah agar lebih aman.
Perusahaan swasta dan pemerintah juga mempekerjakan peretas untuk meretas pesaing. Biasanya, untuk mendapatkan informasi tentang rencana pesaing atau membuat pesaing eror sehingga tidak dapat melayani pelanggan.
“Cara itu, 100% ilegal dan oleh karena itu bukan sesuatu yang saya rekomendasikan. Ini hanya sebagai informasi, dan sering terjadi,” kata Cybersecurity Professional sekaligus konsultan Shimon Brathwaite dikutip dari SecurityMadeSimple.org, pada Februari.
Sedangkan instansi pemerintah berkepentingan meretas sistem negara lain sebagai bentuk spionase. Sebab, sebagian besar informasi negara disimpan dalam bentuk elektronik.
“Kemampuan untuk meretas lembaga pemerintah atau penyedia pihak ketiga dari instansi pemerintah dapat memberikan informasi yang berguna,” ujar dia.
Beberapa pemerintah juga menggunakan kejahatan dunia maya sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan. Ia mencontohkan Korea Utara. Namun, pemerintah Korea Utara beberapa kali membantah tuduhan ini.
Cara Hacker Menghasilkan Uang
- Bekerja di perusahaan
- Freelance: Banyak perusahaan memiliki program bug bounty. Perusahaan memberikan izin kepada orang untuk meretas ke area tertentu dari jaringan, aplikasi, situs web mereka, dan lainnya untuk mengetahui celah keamanan siber.
- Kontrak: hacker yang memiliki kontrak biasanya bekerja untuk satu klien untuk periode enam sampai 12 bulan.
- Mengembangkan perangkat lunak (software): hacker berpengalaman biasanya membuat skrip atau alat khusus sendiri untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat. Salah satu cara untuk menghasilkan uang sebagai hacker yakni dengan membuat perangkat lunak untuk digunakan atau dijual ke orang lain.
- Membuka usaha sendiri: Banyak dari hacker membuka bisnis keamanan yang berfokus pada pengujian keamanan siber. Ia mencontohkan Kevin Mitnick yang dihukum pada 1995 karena meretas perusahaan. Kevin kini membuka usaha Mitnick Security Consulting LLC.
- Meretas sistem dan mencuri data secara ilegal: Ada yang mendapatkan keuntungan dengan menjual data yang dicuri. Ada juga yang meminta tebusan dan mengancam akan menyebarluaskan data tersebut.
Keuntungan Hacker dari Jual Data Bocor
Berdasarkan laporan HackerOne pada 2019, peretas mendapatkan keuntungan hampir US$ 40 juta. Hacker Amerika Serikat (AS) mendapatkan paling banyak yakni 19%. Rinciannya sebagai berikut:
Sedangkan laporan perusahaan siber asal Rusia, Kaspersky sebagai berikut: