Alasan Hacker Bjorka Lama Tertangkap

Podcast/Deddy Corbuzier
Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy
Penulis: Desy Setyowati
18/9/2022, 11.17 WIB

Muhammad Agung Hidayatullah (21 tahun) mengatakan bahwa dirinya menjual saluran atau channel Telegram ke akun bernama @Bjorkanism US$ 100. Namun, peretas (hacker) Bjorka yang menjual data warga Indonesia dan mencuit terkait politik di Twitter belum diketahui.

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy mengatakan, cepat tidaknya mengungkap dan menangkap hacker tergantung pada tingkat keahlian peretas itu sendiri. “Semakin profesional, semakin bisa bersembunyi,” ujarnya dalam acara Podcast Deddy Corbuzier, akhir pekan lalu (15/9).

Sebab, ada beberapa lapisan di situs gelap atau dark web yang harus dilewati saat mencari hacker. “Jadi butuh waktu panjang. Bukan tidak bisa dilacak,” tambah dia.

Selain itu, sepengetahuannya pemerintah masih berfokus mencari sumber kebocoran data.

Menurutnya dan beberapa hacker di Indonesia, Bjorka tidak meretas sistem perusahaan, kementerian atau lembaga. Bjorka diduga hanya membeli 1,3 miliar data sim card ponsel warga Indonesia.

“(Sebab) yang menjual ‘komplain’. Saya tidak tahu perjanjian jual-beli mereka bagaimana. Tetapi karena komplain, maka kami tahu kalau dia (Bjorka) membelinya,” ujar dia.

Namun jika benar, itu artinya Bjorka membutuhkan dana besar untuk membeli 1,3 miliar data sim card ponsel. “Ini dijual lewat bitcoin setara US$ 50.000. Untuk ukuran orang Indonesia, saya ragu, kecuali orang yang bisnisnya data mining” kata dia.

Halaman: