Pemegang Saham Tesla Gugat Elon Musk, Protes Bayaran Rp 876 T

ANTARA FOTO/REUTERS/Patrick Pleul/Pool /rwa/cf
Elon Musk menghadiri upacara pembukaan pabrik giga Tesla yang baru untuk mobil listrik di Gruenheide, Jerman, Selasa (22/3/2022).
Penulis: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
9/11/2022, 11.21 WIB

Orang kaya dunia Elon Musk menghadapi sidang gugatan dari pemegang saham Tesla atas bayaran sebesar US$ 56 miliar atau sekitar Rp 876 triliun. Sidang akan dimulai pekan depan berbarengan dengan rencana Elon merombak Twitter.

Salah satu pemegang saham Tesla Richard Tornetta yang mengajukan gugatan untuk menbatalkan kesepakatan pembayaran Elon Musk pada 2018. Dia menyebut Elon bagai menerima ‘hibah kompensasi terbesar dalam sejarah manusia’.

Tornetta menyebut pembayaran itu tak layak karena Elon Musk dibayar tanpa menuntut CEO Tesla itu untuk fokus sepenuhnya pada proses produksi mobil listrik.

Persidangan mulai 14 November berbarengan dengan sorotan Elon Musk yang baru saja membeli Twitter. Elon Musk membeli Twitter sebagian besar dibiayai dengan menjual saham Tesla-nya.

Pembelian Twitter tidak benar-benar membantu kasus Elon Musk dalam gugatan atas bayaran yang diterima dari Tesla.
Pengacara Tornetta menilai bayaran itu seharusnya disertai tuntutan agar Musk fokus pada Tesla.

Selain Tesla, Elon Musk juga menjabat sebagai CEO SpaceX, Boring Company, OpenAI, dan Neuralink. Dan yang terbaru, Twitter.

Dengan fokusnya Elon di Twitter, memperkuat klaim Tornetta bahwa Musk adalah "eksekutif paruh waktu" di Tesla.

Sejak kesepakatannya tuntas untuk membeli Twitter pada akhir Oktober, Elon sibuk memperbaharui perusahaan teknologi itu. Dia mengambil langkah efisiensi dengan memberhentikan 3.700 orang.

Elon Musk juga mengumumkan dengan lantang di Twitter soal rencananya terkait tanda centang biru atau verifikasi senilai US$ 8 sekitar Rp 125 ribu per bulan.

Persidangan ini bakal dipimpin hakim Kathaleen McCormick di Delaware's Court of Chancery. Sebelumnya, McCormick mengawasi gugatan Twitter terhadap Musk yang berakhir dengan setuju untuk menutup kesepakatannya senilai US$ 44 miliar.

Tornetta juga mengklaim Tesla menetapkan standar rendah pada target kinerja untuk Musk. Sebaliknya, Tesla mengatakan gaji Musk tersebut memberikan peningkatan nilai sepuluh kali lipat kepada pemegang saham.

Alasannya karena tidak ada ketentuan yang mengharuskan Musk untuk mencurahkan waktu atau perhatian ke Tesla. Dan tidak ada ketentuan yang membatasi alokasi waktu atau perhatian Musk untuk bisnis lain.

Gugatan itu menyebut Elon Musk bersaksi bahwa sejak persetujuan gaji, dia telah menghabiskan lebih dari separuh waktunya untuk masalah Tesla dan telah mendedikasikan waktu dan perhatian yang substansial untuk berbagai upaya lainnya.

Gugatan terhadap Musk juga mengklaim gaji itu tidak sepenuhnya adil karena Musk mengendalikan dewan. "Tidak ada anggota komite yang independen dari Musk," tulis pengacara Tornetta.

Misalnya, saudara laki-laki Elon Musk, Kimbal Musk, duduk di dewan Tesla. Sebuah konflik kepentingan yang cukup jelas.

Pengajuan Tornetta juga menunjuk ke mantan anggota dewan Antonio Gracias yang digambarkan penggugat sebagai teman dekat Musk.

Gracias secara pribadi dan melalui perusahaan ekuitas swastanya telah secara kolektif menginvestasikan lebih dari setengah miliar dolar di "semua entitas Musk," menurut pengarsipan. Entitas tersebut termasuk PayPal, Tesla, SpaceX, SolarCity, The Boring Company dan Neuralink.

Selain itu, pengajuan tersebut menyebut Ira Ehrenpreis dan James Murdoch, yang keduanya masih berada di dewan Tesla, sebagai teman pribadi Musk dan investor di entitas Musk.

Gracias, Murdoch, dan Ehrenpreis juga terdaftar di antara para terdakwa dalam kasus ini.

Pengacara Musk mengatakan bahwa ambisinya yang membuatnya unik sebagai CEO dan dia tidak menentukan waktu untuk waktu yang dihabiskan di perusahaan.

Pembayaran untuk Musk yang disengketakan itu memungkinkan Musk untuk membeli 1% saham Tesla dengan diskon setiap kali kinerja dan target keuangan terpenuhi.

Jika tidak capai target, Musk tidak mendapatkan apa-apa. Menurut dokumen pengadilan, Tesla mencapai 11 dari 12 target.

"Bagaimanapun, di bawah rencana yang diusulkan, Musk tidak akan mendapatkan kompensasi apa pun di Tesla kecuali dia mendorong pertumbuhan luar biasa, yang tidak dapat dicapai tanpa waktu dan perhatian yang signifikan dari CEO," kata pengacara Musk dikutip dari TechCrunch, Rabu (9/11).

Reporter: Lenny Septiani