Chatib Basri: Sudah Saatnya Pemerintah Fokus ke Ekonomi Berkelanjutan

Arief Kamaludin|KATADATA
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri berpendapat perekonomian tidak dapat tumbuh apabila faktor lingkungan terabaikan.
22/10/2020, 11.30 WIB

Pemerintah perlu bergerak menuju prinsip pembangunan berkelanjutan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri berpendapat perekonomian tidak dapat tumbuh apabila faktor lingkungan terabaikan.  

Pendanaan global saat ini pun sudah mengarah ke arah investasi hijau. "Sumber dana sudah mengarah ke green. Investor mulai menghindari pembiayaan proyek atau sektor yang mengganggu lingkungan hidup," ujarnya dalam diskusi virtual Outlook Ekonomi: Peluang RI Keluar Resesi yang ditayangkan Katadata.co.id, Rabu (21/10).

Kondisi harga minyak mentah dunia yang relatif rendah sekarang dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk berbenah. Alokasi subsidi bahan bakar minyak mentah atau BBM dapat dialihkan untuk sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Subsidi itu juga dapat dialokasikan untuk pengembangan listrik dan insentif pajak pengembangan energi terbarukan. “Menurut saya, fossil fuel (BBM) enggak bisa lagi disubsidi,” kata Chatib. Apabila pemerintah terus-menerus melakukannnya, masyarakat akan tetap mengonsumsi BBM.

Pemerintah sebelumnya telah menargetkan energi baru terbarukan atau EBT akan mencapai 23% pada 2025 dan naik menjadi 31% pada 2050. Harapannya, konsumsi energi fosil, terutama minyak bumi, turun sekitar 20%.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut produksi minyak domestik akan habis dalam sembilan tahun, dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru. Untuk gas bumi dan batu bara, perkiraannya masing-masing dalam waktu 22 tahun dan 65 tahun. “Transisi energi mutlak dilakukan. Kita masih memiliki banyak sumber energi yang belum termanfaatkan,” katanya kemarin.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan