Dunia diperkirakan akan menghasilkan 41 miliar ton emisi karbon dioksida (CO2) tahun ini menurut laporan Global Carbon Budget yang dirilis di sela acara konferensi iklim PBB, Conference of The Parties ke-27, COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Adapun dari total 41 miliar ton CO2, sekitar 37 miliar ton akan berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan sisanya 4 miliar ton dari penggunaan lahan seperti deforestasi. Emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil meningkat sekitar 1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Panel ilmu iklim PBB mengatakan gas rumah kaca global harus turun 43% pada tahun 2030 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius dan menghindari dampak yang paling parah.
Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan rekor emisi CO2 global pada tahun 2020, tetapi emisi sekarang kembali naik sedikit di atas tingkat sebelum Covid-19.
Sulit untuk memprediksi emisi di tahun-tahun mendatang karena ketidakpastian seputar respons jangka panjang negara-negara terhadap pandemi dan krisis gas Rusia, misalnya, apakah mereka terus membakar batu bara, atau malah berinvestasi besar-besaran dalam energi bersih.
“Ini rumit,” kata penulis utama laporan tersebut, Pierre Friedlingstein, ilmuwan iklim di University of Exeter, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/11). “Kami belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa emisi dari China menurun dalam jangka panjang, kembalinya penggunaan batu bara di Eropa, semoga ini hanya sementara.”
Laporan tersebut juga menyoroti kesenjangan antara janji-janji yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan dan investor untuk mengurangi emisi yang menyebabkan pemanasan global di tahun tahun mendatang, dan menyatakan tindakan mereka hari inilah penyebab emisi terus meningkat.
Peningkatan tahun ini didorong oleh penggunaan minyak yang lebih tinggi dalam transportasi - khususnya penerbangan karena ekonomi terus dibuka kembali dari penguncian selama pandemi Covid-19.
Emisi dari pembakaran batu bara meningkat, karena negara-negara telah beralih ke bahan bakar fosil paling berpolusi setelah Rusia membatasi pasokan gas alam ke Eropa setelah invasi Februari ke Ukraina, yang membuat harga gas global melonjak.
Sementara produksi CO2 dari Cina, yang merupakan negara pencemar terbesar di dunia, turun 0,9% karena penguncian Covid-19 terus berlanjut imbas penerapan kebijakan nol-Covid yang ketat. Emisi Eropa juga sedikit menurun.
Emisi naik 1,5% di Amerika Serikat dan melonjak 6% di India, masing-masing penghasil emisi terbesar kedua dan keempat di dunia.