Mengenal Rekosistem, Startup yang Bersedia Beli Sampah Rp 800 per Kg

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Warga menyetorkan sampah anorganik di tempat penukaran Rekosistem di Stasiun MRT Blok M, Jakarta, Jumat (5/3/2021).
15/12/2022, 15.26 WIB

Rekosistem, sebuah perusahaan rintisan atau startup yang menawarkan jasa pengelolaan sampah di empat kabapaten/kota di Pulau Jawa kini tengah gencar untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan sampah di sektor rumah tangga hingga 30% per bulan.

CEO and Co-Founder Ernest Christian Layman, mengatakan bahwa sejauh ini Rekosistem telah melayani pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga daur ulang sampah yang berasal dari sekitar 20.000 rumah di sekitar lokasi gudang atau HUB sampah perusahaan di Surabaya, Purwokerto, Bandung, dan Jakarta.

"Pengelolaan sampah kami bertumbuh rata-rata 30% per bulannya, kapasitas pengumpulan sampah kami sebulan itu bisa kumpulin sekitar 2.000 ton," kata Ernest saat ditemui di Nara Senopati, Jakarta pada Rabu (14/12).

Lewat aplikasi yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store, Rekosistem menawarkan jasa pengangkutan sampah dan pemilahan sampah. Bagi para pengguna aplikasi yang memilah sampahnya secara mandiri sebelum diserahkan, Rekosistem akan memberikan imbalan jasa sebesar Rp 800 per kilogram (kg).

"Harus sampah yang bisa didaur ulang. Jadi poinnya, kalau sampah tercampur kami dibayar dengan harga yang sama dengan harga konvensional. Tapi kalau sampah itu sudah dipilah, kami yang bayar," ujar Ernest.

Dalam operasional pengangkutan sampah dari para pelanggan, Rekosistem tak pilih-pilih jenis sampah. Mereka bersedia mengangkut jenis sampah yang bisa didaur ulang seperti kardus, botol dan plastik, maupun sampah yang tak bisa didaur ulang seperti sampah sisa makanan.

Ernest menyebut Rekosistem akan menarik biaya untuk pengangkutan sampah yang belum dipilah oleh para pelanggan. Harga yang ditarik yakni Rp 50.000 per bulan untuk wilayah DKI Jakarta dan Rp 30.000 sampai Rp 40.000 untuk wilayah daerah.

Adapun Rekosistem sejauh ini memiliki enam unit gudang sampah yang berada di masing-masing daerah operasi, dua diantaranya berada di wilayah Jagakarsa dan Pantai Indah Kapuk untuk area DKI Jakarta.

"Kalau yang belum dipilah, kenapa harus dibayar? karena kelola sampah itu butuh jasa pengelolaan sampah. Jadi uang bayaran ini untuk mereka yang menyalurkan sampah pilahan ke kami," kata Ernest.

Bayaran atas jasa pemilahan sampah Rp 800 per kg dapat disalurkan dalam bentuk reward point yang terhubung ke aplikasi. Selain itu, Rekosistem juga bekolaborasi dengan Multi Bintang Indonesia untuk menawarkan reward point bagi masyarakat yang menyetorkan sampah botol bir BINTANG atau Heineken® melalui drop point Rekosistem yang tersedia, senilai Rp 500 per botolnya. "Kami ada collection point dan dropbox stations sekitar 30-an," ujarnya.

Di luar target pasar utama di kawasan perumahan, Rekosistem juga menyasar pengangkutan sampah di area komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel dan tempat umum seperti stasiun MRT. Dalam waktu dekat, Rekosistem juga bakal mengincar sektor kampus dan sekolah.

"Ke depan kami pasti selalu berupaya menjangkau banyak rumah, dan belum lama ini kami ada program di Univesitas Parahyangan untuk pengumpulan sampah elektronik," kata Ernest.

Dalam kegiatan operasional sehari-hari, Rekosistem menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk penyaluran sampah yang tidak bisa didaur ulang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di masing-masing wilayah operasi.

"Pasti ada saja sampah yang belum bisa didaur ulang dan harus disalurkan ke fasilitas pemerintah ke TPA resmi. Kami pasti kerja sama dengan Dinas Lingkungan di masing-masing kota ataupun di kabupaten yang bekerja sama dengan kami untuk bisa menerima sampah-nya," ujar Ernest.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu