Suka Bicara Iklim, Kenapa Coldplay Pakai Private Jet yang Boros Emisi?
Coldplay merupakan salah satu band musik dunia yang getol mengkampanyekan aksi untuk menanggulangi perubahan iklim. Band asal Inggris ini bahkan menerapkan berbagai upaya ramah lingkungan pada konsernya di Jakarta yang baru berlangsung Rabu (15/11) kemarin.
Konser yang merupakan salah satu rangkaian "Music Of The Spheres World Tour" ini menggunakan sistem baterai listrik baik untuk audio, lampu, dan lainnya. Hal itu memungkinkan mereka menggunakan 100% energi terbarukan seefisien mungkin.
Coldplay juga memasang dancefloor yang bisa mengubah energi kinetik dari hentakan serta goyangan penonton konser menjadi listrik ramah lingkungan. Energi listrik juga dihasilkan dari penonton yang menggunakan sepeda statis sepanjang konser.
Band Inggris tersebut telah menggunakan kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif sebisa mungkin, serta mengurangi penggunaan sampah dan plastik seminimal mungkin.
"Terima kasih kepada semua orang brilian dan pemikir kreatif yang telah membantu kami sejauh ini," kata mereka dikutip dari situs resmi Coldplay, Jumat (17/11).
Tak hanya itu, Coldplay juga mendukung misi The Ocean Cleanup untuk membersihkan lautan plastik di Sungai Cisadane, Jakarta. Hal itu diungkap unggahan akun twitter @TheOceanCleanup Kamis (16/11). Band tersebut menyisihkan sebagian keuntungan konsernya untuk The Ocean Cleanup dan ClientEarth (tim pengacara yang membela lingkungan).
"Coldplay terus mendukung misi The Ocean Cleanup untuk membersihkan lautan plastik dengan mengadopsi Interceptor kedua mereka, Interceptor 020 alias Neon Moon II, yang akan ditempatkan di Sungai Cisadane di Jakarta" tulis akun The Ocean Cleanup.
Gunakan Private Jet
Meskipun getol mengkampanyekan pengurangan emisi karbon, Coldplay masih menggunakan private jet dalam rangkaian "Music Of The Spheres World Tour". Band yang digawangi Chris Martin ini terpantau tiba di Indonesia menggunakan private jet pada Selasa (14/11).
Setelah konser di Indonesia, mereka juga menggunakan private jet ke negara tujuan konser selanjutnya yaitu Australia.
Padahal, penggunaan private jet kerap diprotes aktivis iklim karena boros emisi karbon dan tidak ramah lingkungan. Berdasarkan laporan Greenpeace, kelompok lingkungan hidup menemukan bahwa private jet mengeluarkan total 5,3 juta ton CO2 dalam tiga tahun terakhir.
Jumlah karbon yang dikeluarkan oleh seluruh penerbangan private jet tersebut sama lebih banyak daripada yang dihasilkan 46 juta orang Uganda dalam setahun.
Menyadari hal itu, Coldplay pun menyinggung mengenai penggunaan private jet atau pesawat charter di situsnya. Mereka mengatakan, tur telah diarahkan dengan hati-hati dan direncanakan sebelumnya untuk meminimalkan perjalanan udara.
"Band ini sebagian besar terbang dengan penerbangan komersial, tetapi ada kalanya penerbangan charter diperlukan untuk band, kru, dan peralatan," tulis pernyataan Coldplay.
Namun, Coldplay bersedia membayar biaya tambahan agar semua penerbangan, baik komersial dan charter, bisa menggunakan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)
"Kami mendapatkan SAF yang 100% dihasilkan dari limbah dan residu, seperti minyak goreng bekas dari restoran," tulisnya.
Jika digunakan tanpa dicampur dengan bahan bakar jet fosil, SAF membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari perjalanan udara hingga 80% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional yang digantikannya.
Namun jika memungkinkan, Coldplay lebih memilih perjalanan darat dengan menggunakan kendaraan listrik atau biofuel.
Indonesia melalui, PT Pertamina (Persero), juga telah memproduksi SAF yang baru diluncurkan pada Jumat (27/10). Pertamina SAF tersebut sudah digunakan pesawat komersil Garuda Indonesia.
Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan, yang menggunakan campuran komponen minyak sawit. Campuran tersebut dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang.