Emisi Gas Rumah Kaca Perang Gaza Jauh Lebih Besar dari Konflik Ukraina

ANTARA FOTOAmir Cohen/foc.
An Iron Dome anti-missile system fires an interceptor missile as a rocket is launched from the Gaza Strip towards Israel, at the sky near the Israel-Gaza border August 7, 2022.
8/12/2023, 05.40 WIB

Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar, menyayangkan masih ada negara yang berperang di tengah ancaman emisi gas rumah kaca semakin meningkat. Pasalnya, perang melepaskan emisi gas rumah kaca yang sangat besar dalam waktu singkat.

Dia mencontohkan perang di Ukraina telah mengakibatkan pelepasan emisi gas rumah kaca hingga 33 juta ton hanya dalam waktu dua tahun. Sementara perang di Gaza, Palestina, telah menyebabkan 60,3 juta ton emisi gas rumah kaca lepas hanya dalam waktu 35 hari saja.

"Semua pihak harus bekerja sama melakukan aksi mitigasi dan adaptasi, karena sesungguhnya perubahan iklim adalah masalah global," ujar Rachmat dikutip dari Antara, Jumat (8/12).

 Rachmat merupakan tokoh penting dunia dalam isu perubahan iklim. Dia pernah menjabat sebagai Presiden COP13 atau Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB yang berlangsung di Bali tahun 2007. Konferensi itu menghasilkan dokumen Bali Road Map yang kini dipakai sebagai pijakan aksi pengendalian perubahan iklim global.

Mayoritas Emisi Diproduksi Negara Maju

Rachmat mengatakan, negara maju memiliki tanggung jawab besar dalam mengendalikan perubahan iklim. Mereka menyumbang sekitar 67 persen emisi gas rumah kaca global pada 2023.

Halaman:
Reporter: Antara