Kemenperin Siapkan Peta Jalan Dekarbonisasi Indonesia
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng dua lembaga thintank, yaitu World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Institute for Essential Services Reform (IESR) untuk menyiapkan peta jalan dekarbonisasi sektor industri.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan sektor industri di Indonesia memiliki target ambisius, yaitu mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional. Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Perindustrian merintis berbagai upaya seperti menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk Subsektor Industri Prioritas.
Selanjutnya, Kemenperin menyiapkan kebijakan pengurangan emisi industri, mekanisme pertukaran emisi gas rumah kaca (GRK), dan nilai ekonomi karbon sektor industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan ekonomi sirkular.
“Transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi masa depan bangsa dan bumi kita,” ujar Faisol dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12).
Country Director WRI Indonesia, Nirarta Samadhi, mengatakan pihaknya akan mendorong transformasi industri hijau nasional. Selama beberapa bulan terakhir, WRI Indonesia telah mendukung penyusunan peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan subsektor industri, yang sekaligus berkontribusi secara konkret dalam proses akselerasi dekarbonisasi industri nasional.
“Ke depannya, WRI Indonesia berkomitmen untuk dapat mendukung Kemenperin dalam memberikan rekomendasi terkait perbaikan tata kelola dekarbonisasi dan tata laksana emisi, sebagai bagian dari upaya penciptaan ekosistem industri hijau yang lebih tangguh sehingga target pertumbuhan ekonomi rendah karbon Indonesia pun tercapai," ujar Nirarta.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan dekarbonisasi industri bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin regional dalam industri rendah karbon.
"IESR berkomitmen mendukung kajian, pendampingan, dan rekomendasi kebijakan yang membantu industri beradaptasi terhadap standar keberlanjutan global serta meningkatkan daya saing nasional di era ekonomi sirkular, proses dekarbonisasi industri dan transformasi energi," ujar Fabby.
Sebagaimana diketahui, Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian mencatat pengurangan emisi GRK sektor Industrial Processes and Product Uses (IPPU) yang mencapai 6,92 juta ton CO2eq pada 2024 dan berhasil melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.
Selanjutnya, peningkatan efisiensi biaya industri hijau mencapai 7,31% dari yang sebelumnya 6,71%. Kemudian, peningkatan jumlah perusahaan industri tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) setiap tahunnya yang kini menjadi 146 perusahaan. Selain itu, terdapat 25 SIH yang baru ditetapkan, sehingga total SIH mencapai 62 standar hingga hari ini.