Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science menemukan bahwa polusi udara dari 'tar sands' atau pasir berminyak Kanada sebesar 6.300% dari yang dilaporkan. Tar sands Kanada adalah penyimpan minyak mentah terbesar di planet ini
Banyak penelitian menyebut tingginya emisi pasir berminyak Kanada menjadikannya bahan bakar fosil paling kotor. Sebelumnya, penelitian mencatat emisi yang dikeluarkan pasir berminyak Kanada sebesar 1.900% lebih tinggi dari data terbaru.
"Emisi ini tidak hanya diamati pada operasi penambangan. Tetapi juga dari fasilitas ekstraksi yang mewakili lebih dari 50% produksi dengan peningkatan yang diproyeksikan,” kata John Liggio, salah satu penulis penelitian tersebut dikutip The Guardian, Jumat (26/1).
Seorang akademisi mengatakan, polutan dari pasir minyak berpotensi merusak kesehatan manusia di Kanada. Keith Stewart, Ahli Strategi Energi Senior Greenpeace Canada, mengatakan banyak perusahaan pengoperasian pasir mintak tidak melaporkan aktivitasnya.
“Polusi udara yang merusak kesehatan ini karena aktivitasi eksplorasi pasir minyak sebagian besar tidak dilaporkan. Para ilmuwan ini telah memvalidasi apa yang telah dikatakan komunitas Pribumi selama beberapa dekade,” ujarnya.
Stewart mendorong perusahaan yang mengeksplorasi minyak tar Kanada untuk bertanggung jawab. “Polusi ini membuat orang sakit. Jadi seharusnya pemerintah meminta perusahaan-perusahaan ini untuk menggunakan sebagian dari keuntungan mereka untuk membersihkan kekacauan yang telah mereka buat,” ucapnya.
Tar sands Kanada adalah situs besar ekstraksi minyak di negara bagian Alberta. Mereka mencakup area yang lebih besar dari Inggris, merupakan salah satu proyek industri terbesar di dunia.
Untuk diketahui, jenis minyak di pasir tar disebut bitumen. Bitumen merupak jenis minyak yang sangat berat dan sulit untuk diekstraksi. Jumlah gas rumah kaca yang dihasil per barel minyak pasir tar bisa 30% lebih tinggi dari minyak konvensional.
Dalam studi yang diterbitkan pada Kamis (25/1), mengungkapkan polusi udara yang dihasilkan pasir tar Kanada disebabkan oleh proses tersebut. Para peneliti menggunakan pesawat untuk mengukur polutan dan ditemukan bahwa ada banyak senyawa organik yang dilepaskan selama proses ekstrasinya.
Selama beberapa dekade, masyarakat adat di wilayah tersebut telah mengeluh tentang dampak kesehatan dari udara beracun yang disebabkan oleh operasi pasir minyak. Jesse Cardinal, dari kelompok yang dipimpin penduduk asli Keepers of the Water, membenarkan hasil laporan penelitian tersebut.
Cardinal mengatakan masyarakat adat selama ini diberi tahu bahwa operasi minyak tar masih dalam batas aman. Namun kenyataannya, banyak dari masyarakat tidak berani membuka jendelanya.
"Kami diberitahu ini semua dalam batas. Padahal masyarakat yang tinggal di daerah ini sangat ketakutan. Mereka tidak dapat membuka jendela mereka karena mereka takut tidak bisa bernapas,” kata Cardinal.