Menurut otoritas lingkungan Hong Kong, sekitar 70% restoran di Hong Kong telah beralih menggunakan peralatan ramah lingkungan satu bulan setelah peluncuran fase pertama larangan penggunaan plastik sekali pakai. Namun, sejumlah kecil kedai kopi dan gerai bubble tea di distrik perbelanjaan populer masih menggunakan sedotan plastik sekali pakai.
Biro Ekologi dan Lingkungan mengumumkan angka adopsi alat makan ramah lingkungan ini dalam sebuah unggahan di Facebook. Biro ini telah mengunjungi serta memeriksa sekitar 7.000 restoran.
Sekitar 70%-80% pelanggan yang membawa pulang (takeaway) pesanannya di tempat-tempat tersebut memilih untuk tidak menerima peralatan makan sekali pakai.
"Baru satu bulan masa transisi, sebagian besar pelanggan secara bertahap telah beradaptasi dan menerima peralatan yang dapat digunakan kembali, meningkatkan kebiasaan bebas plastik – ini adalah situasi yang menggembirakan," kata Biro Ekologi dan Lingkungan, dikutip dari South China Morning Post pada Senin (27/5).
Sementara itu, 59% dari 22 kedai kopi dan gerai bubble tea di Causeway Bay masih menyediakan sedotan plastik sekali pakai kepada pelanggan. Sembilan dari gerai tersebut menawarkan sedotan kertas, dengan beberapa mengenakan biaya HK$1 (Rp 2.057) per sedotan kertas dan tas.
Seorang wanita yang bekerja di cabang Tea Only di Causeway Bay mengatakan bahwa sedotan plastik dibagikan secara gratis untuk menghabiskan persediaan selama masa tenggang enam bulan pelarangan yang akan berakhir pada 22 Oktober.
Sebagian besar jaringan restoran besar dan gerai makanan cepat saji tidak lagi menawarkan barang sekali pakai secara gratis dan mengenakan biaya hingga HK$2 (Rp 4.114) untuk peralatan non-plastik.
Melalui unggahan di Facebook, Biro Ekologi dan Lingkungan Hong Kong menunjukkan bahwa 90% dari 5.000 toko ritel, hotel, dan wisma yang dikunjunginya telah mematuhi larangan penggunaan plastik sekali pakai.
Tahap pertama larangan penggunaan plastik sekali pakai berlaku pada 22 April. Pada tahap tersebut, Hong Kong melarang tempat usaha menawarkan peralatan makan polistiren atau peralatan plastik sekali pakai untuk makanan yang dibawa pulang. Kebijakan ini juga mencakup barang-barang yang digunakan oleh pelanggan yang makan di tempat, seperti gelas sekali pakai, tutup gelas, dan wadah makanan.
Di bawah larangan ini, hotel dan wisma harus menawarkan fasilitas non-plastik secara gratis atau mengenakan biaya untuk barang-barang plastik, termasuk sikat gigi, wadah pasta gigi, botol air, tutup mandi, dan alat cukur.
Sebelumnya, sembilan dari 13 hotel bintang lima di Hong Kong masih memberikan fasilitas plastik gratis dalam berbagai tingkatan. Para pemimpin industri mengatakan bahwa operator tidak ingin mengecewakan wisatawan dengan mengenakan biaya untuk barang-barang tersebut.