Kebut Dekarbonisasi, Kemenperin Siapkan Aturan Perdagangan Karbon

PT Semen Indonesia (SIG)
Fasilitas pengolahan limbah menjadi alternatif bahan bakar pengganti batubara di Pabrik Narogong, Jawa Barat. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui upaya dekarbonisasi dengan penerapan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai wujud partisipasi dan respon Perusahaan terhadap perubahan iklim yang menjadi salah satu isu utama dalam agenda Presidensi G20 Indonesia.
21/6/2024, 14.11 WIB

Kementerian Perindustrian tengah melakukan berbagai persiapan untuk dekarbonisasi dengan merumuskan berbagai macam kebijakan. Salah satunya dengan merumuskan peta jalan perdagangan karbon untuk industri. 

Kepala Pusat Industri Hijau, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Apit Pria Nugraha, mengatakan sektor industri memainkan peran krusial dalam ekonomi, namun juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang signifikan.  Industri menjadi salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon di Indonesia.

Oleh sebab itu, dia mengatakan,  diperlukan kebijakan yang dapat dimplementasikan secara konsisten, inklusif, dan kuat. Kemenperin saat ini tengah menggodok Peraturan Menteri Industri mengenai perdagangan karbon.

"Aturan tersebut membahas batas atas perdagangan karbon, tata laksana perdagangan karbon dan sistem informasi terintegrasi perdagangan karbon. Salah satu upaya pengurangan emisi sektor industri dengan penerapan nilai ekonomi karbon,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (21/6). 

Berdasarkan data Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024, emisi sektor industri  mencapai lebih dari 400 juta ton setara karbon dioksida. Angka itu naik 30 persen pada 2022.

Implementasi lima pilar dekarbonisasi industri perlu dilakukan untuk menurunkan emisi, membatasi kenaikan suhu global melebihi 1,5 derajat Celcius, serta meraup manfaat lainnya seperti meningkatkan daya saing, menekan biaya operasional dan membuka peluang pekerjaan hijau.   

Sementara itu, Manajer Program Transformasi Energi, Institute for Essential Services Reform (IESR), Deon Arinaldo mengatakan, emisi sektor industri dominannya berasal dari penggunaan energi yang menggunakan batubara. 

Berdasarkan kajian IETO 2024, konsumsi energi setidaknya berkontribusi terhadap lebih dari 60 persen emisi gas rumah kaca (GRK) industri pada 2022. Sementara lebih dari setengahnya berasal dari limbah industri. 

Dia megatakan, dekarbonisasi industri dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk bergerak menuju keberlanjutan dan strategi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dan menjadi upaya mitigasi kenaikan suhu bumi

"Komitmen dekarbonisasi industri akan membuka peluang target pasar baru dan menaikkan daya saing produk, terutama melihat masa depan yang akan bergerak ke arah produk yang lebih berkelanjutan,” ujar Deon. 

Reporter: Djati Waluyo