PT Telkom Indonesia (Persero) menghadirkan solusi teknologi Internet of Things (IoT) melalui platform Antares untuk mendorong energi berkelanjutan dan efisiensi energi di industri manufaktur.
EVP Digital Business and Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, mengatakan teknologi IoT dalam platform Antares dapat digunakan untuk memantau dan mengendalikan energi secara langsung atau real time.
Selain itu, teknologi ini juga dapat dimanfaatkan untuk otomatisasi dan optimalisasi proses penggunaan energi, hingga pengumpulan data yang efisien untuk kebutuhan analisa dan pelaporan energi.
“Penggunaan teknologi IoT menjadi penting, tidak hanya untuk kemajuan bangsa di bidang ekonomi, tetapi juga untuk menjaga lingkungan kita dari emisi gas rumah kaca berlebih,” ujar Komang Budi dalam keterangan, Senin (22/7).
Menurutnya, penggunaan energi di industri manufaktur dapat diidentifikasi dengan efektif dan efisien dengan memanfaatkan platform IoT dari Antares. Hal itu termasuk mengetahui penggunaan energi yang tidak wajar. Hal ini karena Antares IoT mampu memusatkan data dan platform yang digunakan sehingga terintegrasi dengan sistem maupun perangkat yang digunakan oleh masing-masing industri.
Dia mengatakan, Antares IoT juga mampu secara otomatis mengkonversi penggunaan energi menjadi nilai emisi karbon, carbon offset, dan neraca karbon guna mendukung terwujudnya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.
Komang Budi menyebut, pelaku industri, khususnya manufaktur di Indonesia, saat ini cenderung mencatat secara manual energi yang digunakan. Pasalnya, sistem manajemen energi di banyak perusahaan manufaktur juga belum terpusat sehingga proses analisa dan identifikasi penggunaan energi tidak bisa dilakukan secara real-time dan pendeteksian penggunaan energi menjadi lambat.
"Dampak dari keterlambatan ini beragam, mulai dari pemborosan energi hingga potensi gangguan dalam operasional usaha," ujarnya.
Menurut Komang Budi, proses perhitungan penggunaan energi secara manual tanpa bantuan sistem otomatisasi berpotensi menyebabkan kesalahan. Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia tidak hanya mendukung kemajuan bangsa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon karena sifatnya yang membutuhkan banyak sumber daya.
Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap emisi karbon juga tidak dapat diabaikan. Pelaku industri manufaktur harus memahami pentingnya mitigasi perubahan iklim, serta pemantauan dan pengendalian konsumsi energi berkelanjutan.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tingkat emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh sektor industri sepanjang tahun 2022 mencapai 238,1 juta ton CO2e. Angka tersebut tergolong tinggi sehingga diperlukan kesadaran dari pelaku industri untuk menekan tingkat emisi melalui manajemen penggunaan energi yang solutif dan efektif.
"Mengadopsi teknologi IoT dari platform IoT dari Antares dalam manajemen energi menjadi salah satu solusi untuk mengoptimalkan penggunaan energi yang berdampak pada efisiensi terhadap operasional manufaktur," ungkapnya.