Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan progres dua proyek penangkapan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) di Indonesia, yaitu proyek BP Tangguh dan proyek Sunda Asri yang di kerjakan oleh PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil. Dua proyek CCS tersebut diharapkan dapat menjadi hub di kawasan Asia.
Seperti diketahui, CCS adalah serangkaian proses yang bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber besar emisi. Tujuannya untuk mengurangi jumlah C02 yang dilepaskan ke atmosfer dan menyimpannya di dalam tanah, sehingga lebih ramah lingkungan dan bisa mengurangi dampak perubahan iklim.
"Ada dua proyek CCUS yang sudah berhasil berjalan di Indonesia. Yang pertama adalah BP Tangguh yang punya kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 gigaton CO2. Proyek ini punya potensi besar untuk menjadi hub CCS pertama di Indonesia," ujar Luhut dikutip dari akun Instagram-nya, Rabu (31/7).
Luhut mengatakan, potensi tersebut ada karena proyek BP Tangguh tidak hanya akan menangkap dan menyimpan C02 dari berbagai industri di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri. Kemudian, untuk proyek Sunda Asri dinilai berpontesi menjadi CCS Hub lainnya di Indonesia bagian Barat, dengan potensi menyimpan C02 dari Singapura dan juga industri-industri domestik yang sulit mengurai emisi mereka.
Dia mengatakan, kedua proyek percontohan CCUS di Indonesia tersebut diharapkan dapat membawa investasi baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan transfer teknologi.
"Saya percaya hadirnya BP Tangguh dan Sunda Asri bisa menjadi contoh sukses bagi proyek-proyek serupa di masa depan," ujarnya.
Lanjutnya, Ini merupakan langkah strategis yang akan membawa manfaat besar bagi Indonesia. Tidak hanya dari segi lingkungan, tetapi juga ekonomi dan teknologi.
"Bahwa melalui kerjasama internasional dan komitmen kuat terhadap inovasi teknologi, kita dapat mencapai target pengurangan emisi global dan mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia," ungkapnha.