Kasus Demam Berdarah Naik 100% Imbas Perubahan Iklim, Terbanyak Saat Musim Hujan

123rf.com
Ilustrasi Demam Berdarah (DBD)
15/11/2024, 14.16 WIB

Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 210.644 insiden dan 1.239 kematian dengue atau demam berdarah terjadi di Indonesia hingga pekan ke-43 tahun 2024. Kasus demam berdarah tersebut naik hampir dua kali lipat atau 100 persen dari kejadian sepanjang 2023 sebanyak 114.720 kasus dengan 894 kematian.

"Dari gambaran ini memperlihatkan bahwa dengue masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia," kata Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono dikutip dari Antara, Jumat (15/11).

Dia mengatakan, dunia dihadapkan pada kasus demam berdarah, tak hanya dari daerah endemik namun juga daerah yang sebelumnya bebas dari penyakit itu.  Peningkatan risiko penularan dengue ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim.

"Lebih dari lima juta kasus demam berdarah dan lebih dari lima ribu kematian berkaitan dengan demam berdarah telah dilaporkan di 80 negara.," kata Yudhi.

Adapun untuk daerah ASEAN, dia mengatakan, sampai saat ini juga telah dilaporkan kurang lebih 219 ribu kasus. Indonesia menjadi penyumbang terbanyak dari angka tersebut.

Banyak Terjadi pada Desember hingga Maret

Menurut data bulanan yang dikumpulkan selama satu dekade yakni 2013-2024, kasus dengue banyak terjadi pada periode musim penghujan, yakni mulai Oktober hingga Maret. Kejadiannya kemudian turun pada April sampai September.

Yudhi mengatakan Kementerian Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa untuk demam berdarah. Salah satu yang dilakukan adalah mengupayakan budaya pemberantasan sarang nyamuk atau PSN 3 Plus dengan mewujudkan terlaksananya gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik).

Kedua inisiatif itu, katanya, bertujuan untuk mencegah nyamuk berkembang biak. Selain itu, kedua inisiatif tersebut juga membawa pesan bahwa pencegahan dan pengendalian dengue dimulai dari rumah tangga.

"Pencegahan dengue ini akan berjalan optimal bila seluruh rumah atau setiap rumah yang ada itu berperan dan rutin melaksanakan PSN 3 Plus minimal satu kali seminggu," katanya.

Penggunaan Nyamuk Wolbachia

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini menjelaskan ada pemendekan interval antara kejadian kenaikan kasus demam berdarah. Awalnya kasus demam berdarah naik tiap 10 tahun. Namun sejak 2006, kenaikan terjadi setiap tiga tahun.

Ina mengatakan Kemenkes mengembangkan nyamuk Wolbachia untuk menangani dengue. Berdasarkan penelitian, teknologi Wolbachia bisa menurunkan insiden infeksi dengue 77,1 persen dan angka rawat inap 82,6 persen.

"WHO Vector Control Advisory Group juga telah merekomendasikan teknologi Wolbachia untuk pengendalian dengue," ujarnya.

Dia mengatakan, vaksin juga menjadi salah satu solusi mencegah demam berdarah. Vaksin memang belum menjadi program nasional karena masih perlu kajian dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Namun, vaksin dengue sudah bisa diakses di sejumlah fasilitas kesehatan, seperti Dengvaxia.

"Ada juga sejumlah vaksin dengue yang sedang dikembangkan dan diteliti baik di dalam maupun luar negeri," katanya.



Reporter: Antara