Menhut Siapkan 8 Juta Hektare Lahan Hutan Sosial untuk Program Swasembada Pangan

ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/nym.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (kanan) berbincang dengan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (kiri) usai pertemuan di Kantor Badan Gizi Nasional, Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
26/11/2024, 17.43 WIB

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyatakan siap membantu target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menhut Raja Juli Antoni mengatakan menyiapkan 8 juta hektare lahan perhutanan sosial yang sudah diredistribusi kepada masyarakat untuk membantu mencapai program tersebut. 

"Dari 8 juta hektar tersebut perlu diintensifikasi. Kemudian, bagaimana kemudian area 8 juta ini dapat dihubungkan dengan area kerja Badan Gizi Nasional," katanya saat  bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, di Komplek Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (26/11).

Dia mengatakan sektor kehutanan melalui program perhutanan sosial dapat menjadi tulang punggung bagi pemenuhan swasembada pangan. Selain 8 juta hektare lahan yang telah diredistribusi, masih ada sisa 7 juta hektare lagi lahan yang bisa dimanfaatkan.

"Kami di Kementerian Kehutanan secara serius mendukung visi besar Pak Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan dan makan bergizi gratis ini. Terkait hal itu, kami memiliki program perhutanan sosial," ujarnya.

Raja Juli mengatakan program makan bergizi gratis tidak hanya dapat memenuhi gizi masyarakat, namun juga menciptakan pergerakan ekonomi. "Ekonomi di petani, di masyarakat bawah, di ujung-ujung pulau-pulau di Indonesia itu menggeliat, karena ada aktivitas ekonomi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, menyatakan bahwa pertemuan ini membuka peluang baru untuk menyelaraskan program gizi dengan perhutanan sosial. Ia juga menyampaikan hutan Indonesia banyak menyimpan potensi untuk memproduksi pangan.

Dia mengatakan, Badan Gizi Nasional nantinya akan jadi perantara antara pasokan dari petani dan masyarakat lainnya dan pihak yang menyerap produksi tersebut. Salah satu pemasok tersebut berasal dari perhutanan sosial yang sudah sangat produktif.

"Nanti akan kami dukung dengan kehadiran satuan pelayanan di wilayah-wilayah tersebut," ujarnya.




Reporter: Djati Waluyo