Singapura Tawarkan Teknologi Pengolahan Limbah dan Sampah ke Aceh
Wali Kota Distrik Tenggara Singapura, Mohd Fahmi Bin Aliman, menawarkan tekonologi pengolahan limbah atau sampah dalam pertemuan dengan Wali Nanggroe dan unsur pemerintahan Aceh, akhir pekan lalu.
Pertemuan yang berlangsung di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Jul Rahmady, dan staf Pengelolaan sampah, limbah bahan berbahaya dan beracun (PSLB3).
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan Singapura mempresentasikan teknologi pengolahan limbah yang dinilai mampu menangani persoalan lingkungan secara lebih efektif.
"Pertemuan tadi bagus sekali. Ada beberapa investor yang hadir, dan yang paling menarik adalah teknologi yang ditawarkan," ujar Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar, di Aceh Besar, Jumat (22/8) seperti dikutip Antara.
Tgk Malik Mahmud mengatakan teknologi dari Singapura tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi Aceh, khususnya dalam menghadapi persoalan limbah. Teknologi tersebut memungkinkan limbah bisa diolah kembali, air hasil olahan menjadi bersih dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Bahkan, residu dari limbahnya juga masih dapat dimanfaatkan.
"Saya menilai teknologi ini bagus dan praktis untuk dipertimbangkan penerapannya di Aceh,” ujarnya.
Teknologi tersebut tidak membutuhkan lahan yang luas. Sistem utamanya cukup memerlukan ruang sekitar 12 kaki persegi, bahkan tersedia versi skala kecil lebih praktis serta dapat digerakkan secara mobile.
"Aceh masih dalam kondisi lingkungan yang relatif baik, tetapi mulai terjadi polusi. Sebelum masalah ini menjadi parah, kita harus bertindak sejak dini. Saya sudah meminta Pemerintah Aceh mengambil kesempatan ini,” kata Tgk Malik Mahmud.
Pengelolaan Sampah
Sekretaris DLHK Aceh Jul Rahmady menyampaikan pengelolaan sampah masih menjadi masalah utama di Aceh, terutama di TPA (tempat pembuangan akhir) yang belum tertangani dengan baik.
Pemilahan sampah di Aceh belum berjalan maksimal, sehingga volumenya bisa mencapai ratusan ton per hari. Untuk itu, DLHK Aceh menanggapi positif tawaran Singapura tersebut.
"Sejalan dengan arahan Wali Nanggroe, kita mencari solusi persoalan limbah di Aceh. Dan hari ini Singapura menawarkan mesin pengolahan limbah yang sudah terbukti berhasil di sana, baik untuk limbah cair, padat, industri, hingga B3," kata Jul Rahmady.